Dia Tetap Mesias
Dia tahu kekuatan iman Yohanes Pembaptis.
SATUHARAPAN.COM – Yohanes Pembaptis dipenjara. Dinding-dinding penjara telah membatasi gerak tubuh dan suaranya. Bisa jadi, terkait gaya hidupnya, pada awal-awal pemenjaraannya dia tak begitu mempersoalkan nasibnya. Tetapi, semakin lama agaknya dia mulai merasa Yesus tidak mempedulikannya. Meski tengah naik daun, tak pernah sepupunya itu menjenguknya.
Lupakah Yesus dengan peristiwa baptisan yang belum lama berselang. Jika tidak, mengapa Yesus tidak memberi perhatian kepadanya? Tak heran, jika Yohanes Pembaptis mengutus para muridnya untuk bertanya, ”Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?”(Mat. 11:3).
Putra Zakharia itu tak bisa lagi menyembunyikan perasaannya, juga keragu-raguannya. Jika Yesus memang Mesias, mengapa Dia membiarkan dirinya, orang yang pernah membaptis-Nya, merana dalam penjara? Jika Yesus adalah Mesias, mengapa dia tidak membebaskannya dari penjara? Mengapa Yesus tidak membelanya? Bukankah dia punya kuasa untuk itu?
Atas pertanyaan itu, Yesus menegaskan bahwa Dialah Mesias sebagaimana nubuat Yesaya. Namun, lanjut Yesus, ”Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Yesus tampaknya hendak menyatakan bahwa Dia tetap Mesias. Memang, Sang Guru dari Nazaret itu belum mengunjungi sanaknya yang di penjara. Tetapi, Dia tetap Mesias. Dan Mesias akan melakukan apa yang dipandang-Nya baik.
Dengan kata lain, Yesus adalah Mesias, meskipun tidak melakukan apa yang diharapkan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis tentunya memiliki pengharapan yang besar terhadap Yesus. Tetapi, meski Yesus tidak memenuhi harapan Yohanes Pembaptis, Dia tetap Mesias. Dan penulis Alkitab mencatat, hingga akhir hidup Yohanes Pembaptis, dua bersaudara itu tak pernah bertemu lagi di dunia.
Namun begitu, Yesus tetap berharap Yohanes Pembaptis tidak patah arang. Bahkan, Yesus sendiri memuji sepupunya itu: ”Ingatlah! Di dunia ini tidak pernah ada orang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis” (Mat. 11:11).
Mengapa Yesus tidak mengabulkan permintaan Yohanes Pembaptis? Pertama, sebab Yesus sungguh Tuhan. Jika, Yesus mengabulkan semua permintaan manusia, lalu siapakah yang sesungguhnya menjadi Tuhan?
Kedua, Yesus tahu kekuatan iman Yohanes Pembaptis. Yesus tahu bahwa tanpa kunjungan-Nya pun Yohanes Pembaptis tetap setia kepada Allah. Dan itulah yang memang terjadi. Yohanes Pembaptis mati dalam kesetiaannya kepada Allah.
Tak hanya kepada Yohanes Pembaptis, kepada kita pun Yesus berkata: ”Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Dan ketika harapan kita tinggal harapan, baiklah kita menyerahkan segala keberadaan diri kita kepada kedaulatan Tuhan semata, sebagaimana Yohanes Pembaptis.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...