Dicapai Kesepakatan tentang Sumber Energi Baru non Rusia untuk Eropa
BUCHAREST, SATUHARAPAN.COM-Para pemimpin Hongaria, Rumania, Georgia, dan Azerbaijan pada hari Sabtu (17/12) menyelesaikan kesepakatan tentang konektor listrik bawah laut yang dapat menjadi sumber listrik baru untuk Uni Eropa di tengah krisis pasokan energi yang disebabkan oleh perang di Ukraina.
Perjanjian tersebut melibatkan kabel yang berjalan di bawah Laut Hitam yang akan menghubungkan Azerbaijan ke Hongaria melalui Georgia dan Rumania.
Kesepakatan itu terjadi ketika Hongaria, yang telah melobi keras sanksi Uni Eropa terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina, sedang mencari sumber tambahan bahan bakar fosil untuk mengurangi ketergantungannya yang besar pada minyak dan gas Rusia.
Azerbaijan berencana untuk mengekspor listrik dari ladang angin lepas pantai ke Eropa melalui Georgia, kabel di bawah Laut Hitam, dan kemudian ke Rumania dan Hungaria.
Kantor Presiden Rumania, Klaus Iohannis, mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Jumat (16/12) bahwa perjanjian antara empat negara akan memberikan "kerangka keuangan dan teknis" untuk proyek kabel listrik bawah laut.
Proyek tersebut bertujuan untuk mendiversifikasi pasokan energi dan meningkatkan keamanan energi regional, kata pernyataan tersebut.
Pada hari Jumat, produsen gas alam Rumania, Romgaz, juga mengatakan telah menandatangani kontrak dengan perusahaan minyak negara Azerbaijan, SOCAR, untuk menerima gas alam melalui apa yang disebut koridor gas selatan, dengan pengiriman akan dimulai pada 1 Januari. Romgaz mengatakan akan melayani “ tujuan strategis” dari diversifikasi sumber gas alam.
Menteri luar negeri Hongaria, Peter Szijjarto, mengatakan pada bulan Agustus bahwa Azerbaijan akan segera memproduksi “listrik ramah lingkungan dalam jumlah besar” dengan ladang angin lepas pantai, dan bahwa dengan menandatangani proyek penghubung yang dapat membawa energi tersebut ke Eropa, Hongaria memenuhi persyaratan bahwa dua negara anggota UE berpartisipasi agar investasi menerima dana dari blok tersebut.
Szijjarto mengatakan proyek tersebut dapat diselesaikan dalam tiga atau empat tahun, dan itu akan menjadi langkah besar menuju diversifikasi pasokan energi dan memenuhi target netralitas karbon.
Pekan ini, Szijjarto bertemu dengan pejabat dari Qatar dan Oman tentang potensi impor minyak dan gas alam di masa depan ke Hongaria dari dua negara Timur Tengah, tanda lebih lanjut bahwa Hongaria sedang mengambil langkah untuk menurunkan 85% gas alamnya dan lebih dari 60% minyaknya yang saat ini diterima dari Rusia.
Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban, Presiden Rumania, Iohannis, Perdana Menteri Georgia, Irakli Garibashvili, dan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menghadiri acara penandatanganan di Bucharest pada hari Sabtu bersama Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Budi Said, Crazy Rich Surabaya Divonis 15 Tahun Penjara Koru...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Terdakwa Budi Said selaku pengusaha yang kerap dijuluki Crazy Rich Suraba...