Dicari Pendidik yang ...
SATUHARAPAN.COM Sebuah iklan lowongan kerja membuat saya merenung lama. Begini iklan tersebut mengawali pencariannya: Dicari seorang dosen yang dapat mengajar dengan gembira .
Dari sekian banyak kualitas yang harus dimiliki seorang pendidik, mengapa dapat mengajar dengan gembira begitu diutamakan? Mengapa tidak mencari pendidik yang menguasai materi, bertanggung jawab, adil, disiplin, sabar, mengasihi siswa, rela berkorban, peduli, tegas, dan bijak.
Apakah pendidik harus bergembira ketika siswanya tidak menyimak? Apakah pendidik harus bergembira ketika siswanya gaduh dan sibuk sendiri? Apakah pendidik harus bergembira ketika siswanya tidak membuat pekerjaan rumah? Apakah pendidik harus bergembira ketika siswanya menjadi plagiator? Apakah pendidik harus bergembira ketika siswanya menyontek? Tanyakanlah kepada pendidik seberapa banyak mereka menghadapi masalah di atas. Pendidik masa kini seharusnya prihatin, bukan bergembira.
Seorang senior saya sering mengingatkan yunior-yuniornya begini: Mahasiswa adalah customer kita. Merekalah yang memberikan penghasilan kepada kita. Sudah sewajarnya kita melayani mereka baik-baik. Anjuran tersebut mengingatkan saya pada kaidah Wal-Mart, raksasa retail dari Amerika, yang terpampang besar pada dindingnya. Peraturan no. 1: Customer tidak pernah salah. Peraturan no. 2: Jika customer salah, baca kembali peraturan nomor 1.
Dengan pandangan demikian, tidak heran kita mendapati pengajar yang menerima pemberian bahkan memintanya Anak didik mendapat kekerasan psikologis karena tidak membayar untuk pelajaran tambahan kepada guru tertentu.
Lihatlah senyum ceria pada wajah-wajah belia harapan bangsa, ada permintaan tulus di baliknya: Kami mendambakan pendidik yang tegas menunjukkan kesalahan kami, agar kami tidak terus berkubang dalam kesalahan yang sama. Kami ingin pendidik yang adil dan sungguh-sungguh mengasihi kami, tanpa melihat keuntungan yang dapat kami berikan untuknya. Kami terlalu sering dilayani, dituruti permintaan-permintaan manja kami. Kami perlu dididik untuk menghadapi hidup dan menjadi kuat. Atau kami akan hancur.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...