Celotehan Positif

SATUHARAPAN.COM – Membaca status keponakan saya di salah satu media sosial membuat saya mengernyitkan dahi. Kesan galau karena kekurangan uang untuk makan dan minta belas kasihan orang lain tergambar jelas dengan gaya ABG-nya. Saya ikut prihatin untuk segera membantu agar kuliahnya tetap lancar. Tetapi, di sisi lain saya  gemes dengan caranya ”mencari solusi”.

Saya jadi teringat akan pengalaman ketika menjadi mahasiswa. Sebagi anak petani, kiriman uang dari kampung pun ikut musiman.  Kiriman tidak selalu datang tepat pada saat dibutuhkan. Saya berinisiatif melakukan antisipasi.  Kiriman uang yang apa adanya harus dicukupi dengan kerja sambilan: memberikan les privat kepada anak-anak orang berada. 

Suatu ketika uang di tangan saya hanya cukup untuk beli tahu goreng 3 buah.  Saya pun masuk kamar dan berdoa untuk makan siang.  Berterima kasih atas makan siang yang masih boleh dinikmati.  Rasanya, itu pertama kalinya saya berdoa dengan khusyuk, sambil mencucurkan air mata.  Maklum saja, kiriman uang belum datang, sementara uang kos sudah ditagih dan belum yakin apakah masih bisa makan malam.  Entah kenapa, teman saya sore itu main ke kos dan mengajak nonton bioskop. Tentu saja saya diajak makan malam, dan dia pun menawarkan bantuan cuma-cuma. Mukjizat itu nyata. Kekhwatiran hidup memang kadang menggoda kita untuk putus asa.  Justru saat itulah kita punya kesempatan emas menyaksikan kebesaran Sang Pencipta. 

Kembali ke keponakan saya.  Saya pun menelepon dia dan juga merespons celotehannya di media sosial. Saya bilang bahwa hidup ini adalah perjuangan.  Jika ada masalah, sembari berdoa kita harus melakukan sesuatu yang kita bisa. Kalau mau keluh-kesah diabadikan, tuangkan saja di buku agenda pribadi. Tidak perlu memelas di media sosial.

Media sosial lebih baik dimanfaatkan untuk menebarkan semangat hidup dan pengharapan buat orang lain.  Celotehan di media sosial akan lebih berguna jika mengumandangkan  hal-hal positif, membangkitkan optimisme masa depan, dan kreativitas dalam menghadapi masalah. Meminjam istilah ABG zaman sekarang: ”Jangan lebai, ah!”

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com