Didi Kempot Ramaikan Banyuwangi Festival 2019 di Akhir Tahun
BANYUWANGI, SATUHARAPAN.COM – Di penghujung tahun 2019, Banyuwangi diwarnai beragam atraksi menarik yang layak dikunjungi. Bagi Sobat Ambyar yang suka dengan lagu-lagu campursari milik Didi Kempot, bisa langsung datang ke kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini. Musikus berjuluk God Father Of the Broken Heart itu bakal mengguncang Banyuwangi.
Didi Kempot menghibur masyarakat Banyuwangi tepat di hari jadi Banyuwangi tanggal 18 Desember 2019. Ia bakal mengisi acara Banyuwangi Awards 2019 di Taman Blambangan.
“Bagi yang ngaku Sahabat Ambyar, jangan sampai melewatkan ajang ini,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (2/12/2019), seperti dilansir situs resmi banyuwangikab.go.id.
“Tentunya lagu-lagu legendaris beliau bakal menghibur kita. Pastinya akan menjadi tontonan yang menarik,” ujar Anas.
Pada malam anugerah itu, kata Anas, juga akan diserahkan perhargaan bagi warga dan institusi yang berprestasi dari berbagai bidang.
“Bentuk apresiasi kami kepada masyarakat, institusi dan lembaga yang ada di Banyuwangi. Kami membangun Banyuwangi bersama. Tidak karena bupatinya. Tapi kepedulian masyarakat yang gigih memperjuangkan pembangunan yang ada di Banyuwangi,” ia menambahkan.
Rangkaian Banyuwangi Festival
Tak hanya penganugrahan Banyuwangi Awards 2019, masih ada empat event yang merupakan rangkaian Banyuwangi Festival selama bulan Desember 2019 ini, yakni Festival ‘Kita Bisa’, Festival Kuwung, Festival Lembah Ijen, dan Malam Refleksi Akhir Tahun.
Pada awal Desember, digelar 'Festival Kita Bisa' yang menampilkan kreativitas ribuan anak berkebutuhan khusus (ABK)/difabel dari seluruh wilayah Banyuwangi. Mereka menggelar atraksi di Pendopo pada 3 Desember, bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional. Mereka menampilkan mulai dari atraksi seni, olahraga, hingga karya kreatif lain.
“Itu ajang bagi para ABK untuk mengaktualisasikan diri. Kami beri panggung seluas-luasnya kepada mereka untuk unjuk gelar potensi yang dimilikinya. Semua penampil di ajang ini nanti adalah para ABK sendiri,” kata Anas.
Pada Sabtu 7 Desember, giliran Festival Kuwung meramaikan Banyuwangi. Selaras dengan kata kuwung yang berarti pelangi, festival ini menampilkan parade beragam seni dan budaya yang tumbuh dan berkembang di Banyuwangi.
“Selain itu, juga akan dimeriahkan kesenian dari kabupaten/kota tetangga, seperti Kabupaten Ponorogo, Jembrana Bali, Kediri, Kota Malang, hingga Provinsi Kalimantan Timur. Mereka ikut berparade dengan menampilkan seni budaya daerahnya masing-masing,” Anas menjelaskan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda menambahkan, Festival Kuwung kali ini mengusung tema “Gemelare Bumi Blambangan” yang bermakna keragaman potensi dalam masyarakat dan alam Banyuwangi. Tema ini direpresentasikan lewat fragmentasi, legenda, sejarah, tradisi adat, seni janger, hingga kekayaan agro khas Bumi Blambangan.
Festival ini mengambil start di depan Kantor Bupati Banyuwangi pukul 19.00 WIB, dan finish di Taman Blambangan.
Pada 14 Desember, giliran Festival Lembah Ijen di Taman Gandrung Terakota, Kecamatan Licin. Sebuah sendratari dimainkan di amfiteater terbuka yang berada di tengah hamparan persawahan di areal lereng Gunung Ijen, Banyuwangi.
“Di penghujung tahun 2019, tepatnya 31 Desember malam, akan digelar doa bersama dengan menghadirkan Ustaz Yusuf Mansur dan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf, atau yang lebih dikenal dengan Habib Syech. Kedua tokoh agama tersebut akan mengajak warga Banyuwangi bershalawat dan berdoa bersama untuk kebaikan tahun mendatang,” kata Bramuda.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...