Dikenal sebagai Siapa?
Bukankah kita adalah anak-anak Allah?
SATUHARAPAN.COM – ”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah” (Mrk. 1:24). Demikian seruan orang yang kerasukan roh jahat. Tentu saja, itu bukan suara dari dalam hati orang tersebut. Dia cuma dipakai Si Jahat untuk menyatakan siapa Yesus.
Kita tidak tahu, apa maksud dari pernyataan itu. Tetapi, tampaknya Si Jahat tidak suka akan keberadaan Yesus di situ. Bisa jadi dia merasa tersaingi. Pada kenyataannya, Si Jahat memang sedang menguasai orang yang dirasukinya! Dan sebenarnya ketika sedang berbicara itu, dia merasa lebih hebat dari Yesus Orang Nazaret. Namun, Yesus tegas menghardik. Roh jahat itu pun takluk dan keluar dari dalam diri orang itu.
Apa maknanya bagi kita—orang Kristen abad XXI? Jika Yesus Orang Nazaret dikenal sebagai yang kudus dari Allah, maka bagaimanakah orang lain mengenal kita? Menarik disimak bahwa Yesus dikenal sebagai Yang Kudus dari Allah. Demikian jugakah kita dikenal? Apakah—sebagai pengikut Kristus—kita juga dikenal sebagai yang kudus dari Allah? Apakah keberadaan kita dikaitkan pula dengan Allah? Apakah hidup kita sungguh memperlihatkan kekudusan Allah?
Semestinya demikian. Bukankah kita adalah anak-anak Allah? Bukankah hidup kudus semestinya merupakan hal logis? Hidup yang tidak kudus sejatinya malah tidak logis karena itu melawan jati diri kita sebagai anak-anak-Nya!
Sekali lagi, bagaimanakah orang mengenal kita?
Emai: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...