Dilarang Gabung ISIS, Pejuang ISIS Bunuh Ibunya
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Sebuah kelompok hak asasi manusia Suriah dihormati melaporkan bahwa seorang pejuang ISIS telah mengeksekusi ibunya sendiri di hadapan ratusan orang.
Laporan itu datang dari kelompok pembela hak asasi manusia, Syrian Observatory of Human Rights yang berbasis di Inggris. Aktivis organisasi ini berkata kepada The Washington Post bahwa seorang pejuang ISIS berusia 20 tahun, menembak mati ibunya yang diperkirakan berusia 47 tahun.
Laporan itu mengatakan, ibunya dieksekusi "di depan ratusan orang, di dekat bangunan kantor pos tempat dia bekerja."
Sebelumnya, pejuang ISIS itu bertengkar dengan ibunya. Ibunya melarangnya mengabdi kepada ISIS dan akibat larangan itu, si anak melaporkannya kepada organisasi ekstremis itu, yang kemudian menangkap ibunya.
Eksekusi itu sendiri terjadi di Raqqa, daerah kekuasaan ISIS.
"Ibunya berbicara dengan dia dan meminta dia untuk meninggalkan ISIS dan meninggalkan Raqqa untuk pergi ke daerah lain kecuali Suriah dan Turki," Rami Abdulrahman dari Syrian Observatory of Human Rights.
"... Setelah itu ia melaporkan ibunya kepada ISIS dan, mereka menangkap ibunya." Meskipun ISIS terkenal dengan rekaman eksekusi yang mereka lakukan, Abdulrahman mengatakan ia tidak mengetahui adanya rekaman pembunuhan tersebut.
Abdulrahman mengatakan bahwa, sejak Juni 2014, lembaganya telah mendokumentasikan pembunuhan oleh ISIS sebanyak 3707 orang di Suriah, mencakup 2.001 warga sipil, 106 perempuan dan 77 anak-anak.
Dia mengatakan bahwa dia juga telah mendengar seorang pejuang ISIS yang membunuh ayahnya, tapi ini adalah pembunuhan ibu yang pertama yang ia ketahui.
Editor : Eben E. Siadari
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...