Dill, Rempah yang Berpotensi Antibakteri
SATUHARAPAN.COM – Apa itu daun dill? Terbilang asing di Indonesia, daun ini lebih sering ditemukan pada resep-resep masakan Mediterania. Tak ada salahnya kita berkenalan dengan daun ini. Selain memiliki aroma khas yang enak, juga memiliki berbagai khasiat yang baik bagi tubuh.
Dill, menurut Wikipedia, adalah jenis tumbuhan berbunga, dan tumbuhan semusim dari famili Apiaceae. Di Indonesia, dill dikenal dengan nama adas sowa atau adas manis. Dill memiliki bentuk daun yang mirip cemara, bunga berwarna kuning serta buah dengan bau yang menyengat, namun banyak digunakan untuk bumbu dapur.
Dill, biasa digunakan sebagai penyedap dan penambah harum pada beberapa masakan, terutama masakan yang berbahan ikan karena untuk menghilangkan bau amis. Daun dill juga dipakai untuk sup dan acar agar aroma masakan tetap awet.
Dill, dikutip dari whfoods.com, disebut bumbu yang berpotensi antibakteri. Kandungan minyak atsiri dill mampu mencegah pertumbuhan bakteri yang berlebihan, seperti bawang putih, yang juga telah terbukti memiliki efek bakteriostatik atau efek pengatur bakteri.
Tim peneliti Chetna Dhiman dkk, dari Divisi Ilmu Farmasi, Institut Teknologi dan Sains Shri Guru Ram Rai, Dehradun, Uttarakhand, India, meneliti aktivitas farmakologi dari tanaman dill. Tanaman dill memiliki aktivitas antimikroba terhadap berbagai mikroorganisme, yakni Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Entero faecalis, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, Enterocolitis yersinia, Salmonella typhi.
Juga minyak atsiri dari dill menunjukkan aktivitas melawan tiga jenis jamur (Candida albicans, Penicillium, dan Aspergillus flavus). Ekstrak hidro alkohol dari dill memiliki sifat analgesik, hal ini ditunjukkan pada penurunan peradangan dan nyeri pada tikus percobaan.
Ekstrak biji dill memiliki efek protektif dan antisekresi pada lesi mukosa lambung diinduksi pada tikus dengan pemberian oral HCl (1 N) dan absolute etanol. Ekstrak biji dill dapat melawan Helicobacter pylori. Minyak biji dill juga ampuh untuk masalah gangguan pencernaan dan perut kembung. Minyak biji dill juga memiliki sifat anti-hypercholesterolaemik .
Pemerian Botani Dill
Dill, menurut Wikipedia, merupakan jenis tanaman herbal semusim yang tumbuh tegak. Dedaunannya panjang dan berwarna hijau gelap.
Tanaman dill dapat tumbuh hingga mencapai 1 meter dan sangat baik jika ditanam pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Akarnya berwarna kuning dan berbentuk menyerupai wortel dengan diameter 1 hingga 1,5 sentimeter dan panjang 10 hingga 15 sentimeter. Batangnya tegak, kokoh, berwarna hijau pucat dengan ruas-ruas berwarna hijau muda.
Bunga dill berwarna kuning dan termasuk bunga majemuk dengan wangi yang menyengat. Buah yang dihasilkan memiliki rasa pedas dan pahit dan berukuran kecil.
Bagian terakhir dari dill adalah bijinya yang berwarna cokelat dan berbentuk oval dengan salah satu sisinya rata. Biji dill memiliki wangi menyengat dan rasa manis yang sedikit pahit seperti jintan.
Tanaman dill mulai berkembang di wilayah Timur Tengah atau Asia Barat, dan digunakan sejak masa kerajaan Mesir untuk penambah rasa makanan. Kemudian pemakaiannya menyebar sampai ke wilayah Mesopotamia dan digunakan oleh bangsa Yunani dan bangsa Romawi sebagai bumbu dapur dan obat. Bangsa Romawi membawa adas sowa ke daratan Eropa pada tahun 1000 dan di sana adas sowa dikenal dengan nama dill.
Pada awal abad ke-17, dill diperkenalkan di Amerika Serikat Dalam catatan John Winthrop, dituliskan dill ditanam oleh penduduk Eropa yang mendiami daratan Amerika Serikat pada masa tersebut. Dalam perkembangannya, dill banyak ditanam di negara bagian utara dan California. Tanaman adas sowa juga disebarkan sampai ke wilayah Karibia dan Amerika Selatan.
Lewat jalur perdagangan, dill kemudian dikenalkan kepada wilayah Jammu dan Kashmir, India, pada awal tahun 1950. Dill dikenalkan kepada masyarakat Indonesia dengan cara yang sama oleh pedagang India, dan saat ini dill banyak ditanam di Pulau Jawa.
Nama ilmiah dill, Anethum graveolens, dikutip dari jprsolutions.info, berasal dari kata Yunani 'aneeson' atau 'anethon', yang berarti bau kuat. Nama ini mencerminkan kegunaan tradisional dill, salah satunya sebagai penenang perut karminatif dan penghilang insomnia.
Anethum graveolens adalah spesies tunggal dari genus Anethum. Varian yang terjadi di India disebut India dill atau sowa dibudidayakan sebagai tanaman cuaca dingin di seluruh India, Malaysia, dan Jepang.
Nama lain, dikutip dari plantamor.com, dalam bahasa Indonesia: adas manis, adas china, adas sowa. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama dill atau indian dill.
Nama local lainnya, thia la (Vietnam), thiam khao pluak (Thailand), chou qian hu, ou zhou shi luo, shi luo (China), inondo (Jepang).
Seluruh bagian tanaman dill dapat digunakan sebagai bumbu dapur pelengkap masakan. Sejak berabad-abad lalu, masyarakat Amerika Utara dan Eropa sudah mengolah dill menjadi asinan, dan hingga saat ini makanan tersebut tetap digemari.
Mereka juga mengolah daun tanaman dill untuk pelengkap masakan berbahan dasar ikan trout, ikan salmon, udang, telur, kubis bunga, bit gula, dan keju krim. Di Rusia dan Skandinavia, dill sering digunakan saat memasak ikan, casserole, sup, kue, roti, dan pilaf.
Saat ini dill ditanam dan dikembangkan di seluruh dunia, namun pertumbuhan produksinya masih tergolong lambat. India, Pakistan, Tiongkok, Rusia barat, Hungaria, dan Mesir termasuk negara-negara produsen terbesar. Meskipun tidak termasuk dalam kelompok tersebut, Amerika Serikat dianggap memiliki produksi daun dill terbaik.
Manfaat Herbal Daun Dill atau Adas Sowa
Tanaman dill atau Anethum graveolens, dikutip dari jprsolutions.info, mengandung berbagai senyawa kimia seperti minyak esensial, protein, minyak lemak, karbohidrat, furanocoumarin, polifenol, mineral, dan banyak senyawa aktif biologis lain.
Daun dill dikutip dari plantamor.com, minyak esensialnya juga bisa menenangkan pikiran dan membuat kita terhindar dari insomnia. Sementara, aroma khasnya bisa jadi pengharum napas alami. Daun daun dill berkhasiat untuk penekan batuk, ekspektoran, antimual, nyeri dada, perut, lambung, kembung.
Dill, menurut Wikipedia, sebagai obat tradisional telah dimanfaatkan dalam Ayurveda (pengobatan tradisional Hindu), Unani (pengobatan tradisional Yunani), dan Sidha (pengobatan tradisional India) untuk mengobati sakit pada usus, batu ginjal, dan masuk angin.
Selain itu, adas sowa juga dimanfaatkan untuk wewangian pada masa tersebut. Setelah dikembangkan, kini adas sowa terbukti mampu mengobati perut kembung, gangguan tidur, dan sakit pada saluran pencernaan.
Dill telah menunjukkan kemampuan untuk mengusir serangga seperti yang ditunjukkan dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Food Protection. Dua puluh minyak yang berasal dari tumbuhan dievaluasi untuk aktivitas insektisida mereka.
Berdasarkan 50 persen nilai dosis mematikan dalam fumigan, minyak dill menginduksi mortalitas tertinggi, diikuti oleh yarrow dan minyak kayu putih. Hasil ini menunjukkan bahwa minyak dill, memiliki potensi pengembangan sebagai agen untuk membantu melindungi biji-bijian yang tersimpan dari serangga dan tungau, jelas merupakan pilihan yang jauh lebih baik dan lebih aman daripada bahan kimia pembuat penyakit.
Komponen monoterpene dari dill, dikutip dari whfoods.com, aktivitas minyak atsiri dill memenuhi syarat sebagai makanan "chemoprotective" (seperti peterseli) yang dapat membantu menetralkan jenis karsinogen tertentu, seperti benzoprenin yang merupakan bagian dari asap rokok, asap arang, dan asap yang dihasilkan oleh insinerator sampah.
Sebuah penelitian dilakukan Departemen Biostatistics dan Demografi di Universitas Khon Kaen di Thailand, dikutip dari draxe.com, untuk melihat efek dill di kalangan siswa dengan dismenorea primer atau kram karena menstruasi, yang terjadi pada remaja. Dill terbukti dapat mengurangi rasa sakit kram perut karena menstruasi.
Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Therapeutics, yang meneliti sifat antidepresan dan analgesik dari ekstrak dari tanaman dill, menunjukkan efek antidepresan dan analgesik yang signifikan bila dibandingkan dengan referensi obat (sertraline dan tramadol).
Editor : Sotyati
Jaktim Luncurkan Sekolah Online Lansia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur meluncurkan Sekolah Lansia Onl...