Elderflower, Perasa Pilihan Meghan Markle
SATUHARAPAN.COM – Pernikahan Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris dengan aktris televisi Amerika Serikat Meghan Markle pada 19 Mei 2018 lalu turut mengangkat popularitas elderflower. Bunga dari perdu yang tumbuh di pedalaman Inggris Raya itu mencuat ke permukaan ketika Istana Kensington berbagi cerita melalui akun Twitter tentang kue pengantin dan kue yang disajikan untuk 600 tamu undangan di St George Hall.
Claire Ptak, pemilik toko kue Violet Bakery di kawasan Hackney, London timur, mendapat kepercayaan dari Meghan Markle untuk membuat sajian kue yang pas untuk tamu-tamunya. Selama sepekan Ptak, dibantu enam rekan sekerja, bahu-membahu di dapur Istana Buckingham, mempersiapkan kue pengantin dan hidangan kue untuk tamu, termasuk untuk riset.
Alih-alih menyajikan fruitcake seperti tradisi keluarga kerajaan, Ptak, yang sama seperti Meghan Markle dibesarkan di California, Amerika Serikat, mempromosikan kue sponge dengan lemon curd (dadih lemon) dan elderflower buttercream sebagai hidangan yang dianggap pas mencerminkan kesegaran musim semi.
Ptak memilih lemon Amalfi yang terkenal dari Italia untuk dadih lemon-nya. Ia memanfaatkan sirup elderflower hasil olahan pengurus rumah tangga kediaman Ratu Elizabeth II, nenek Pangeran Harry, di Sandringham. Elderflower dipanen dari pohon yang tumbuh di dalam lingkungan istana. Untuk telur ia memilih mendatangkan telur organik dari wilayah Suffolk.
Semua dipilih bukan tanpa alasan. Ptak berusaha memanfaatkan apa yang ada di lingkungan kerajaan. Selain itu, Pangeran Charles, ayah Pangeran Harry, yang dikenal sebagai pendukung pertanian organik, juga menjadi pertimbangannya.
Pemerian Botani Elderlower
Elderflower, membuka berbagai referensi, adalah bunga dari tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Sambucus nigra.
Di Eropa, mengutip dari pfaf.org, tumbuhan ini banyak dijumpai di Britania Raya, Skandinavia selatan, menyebar ke Afrika Utara bagian timur, hingga ke Asia bagian barat. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti elder, elderberry, black elder, European elder, European elderberry, dan European black elderberry.
Istilah bahasa Inggris untuk pohon ini, mengutip dari Wikipedia, tidak diyakini berasal dari kata “elder”, tetapi dari Anglo Saxon “æld”, yang berarti api. Penamaan itu merujuk pada batangnya yang berongga, digunakan untuk meniupkan udara saat membuat api pada zaman dulu.
Perdu ini, mengutip dari Wikipedia, tumbuh dalam berbagai kondisi, termasuk tanah kering, terutama di lokasi cerah, dan dapat mencapai ukuran tinggi 6 meter.
Bunga tumbuhan ini bersifat hermaprodit, berwarna putih kecil, berkelompok seperti payung dalam satu tangkai. Jika semua bunga itu mekar, akan terlihat seperti payung putih bersih dengan diameter 10 – 25 cm, dengan masing-masing mahkota berdiameter 5–6 mm.
Tumbuhan ini adalah tumbuhan semak atau pohon kecil yang tumbuh hingga 6 m tingginya. Kulit kayunya berwarna abu-abu muda ketika muda, dan dalam pertumbuhannya kulit luar berubah menjadi kasar. Batang mudanya berongga.
Daunnya berpasangan berseberangan, panjang 10–30 cm, menyirip dengan margin bergerigi. Bunga-bunga hermaprodit, penyerbukan dilakukan oleh lalat.
Buahnya ungu gelap mengkilap hingga berry hitam berdiameter 3-5 mm, diproduksi di akhir musim gugur. Buah ini makanan penting bagi banyak burung pemakan buah, terutama blackcap.
Manfaat dan Khasiat Elderflower
Mengutip laman pfaf.org, daun dan ranting-ranting perdu ini justru beracun. Buah dari beberapa spesies, walaupun belum ada catatan pasti, jika dimakan menyebabkan gangguan perut. Namun, dengan memasaknya secara tepat, racun itu akan hilang.
Bunga dari perdu ini biasanya diolah warga untuk minuman dengan cara mencampur dengan gula dan jeruk menjadi sirup biasa, atau diolah menjadi minuman yang mengandung alkohol. Bunga-bunga yang akan diolah menjadi minuman, dipetik sebelum mekar penuh.
Minuman atau sirup dengan rasa elderflower mudah ditemukan di Eropa tengah, terutama Inggris, Jerman, Austria, Rumania, Hungaria, dan Slowakia. Warga masih membuatnya sendiri dengan cara tradisional. Di beberapa negara, selain dijual dalam bentuk sirup, elderflower juga dimanfaatkan untuk menambah rasa dalam air mineral kemasan.
Ada beberapa spesies lain yang terkait erat dengan elderflower, asli Asia dan Amerika Utara, yang mirip, dan kadang-kadang diperlakukan sebagai subspesies dari Sambucus nigra. Elderberry biru atau Meksiko, Sambucus mexicana, saat ini dianggap sebagai satu atau dua subspesies dari Sambucus nigra subsp. canadensis dan Sambucus nigra subsp. caerulea.
Mengutip dari Wikipedia, elderberry jam, yang buahnya biru atau ungu gelap, dapat dimakan saat benar-benar matang, tetapi jangan coba-coba memakannya ketika masih mentah karena sedikit beracun. Semua bagian hijau dari tanaman beracun, mengandung glikosida sianogenik (Vedel & Lange 1960). Buah dapat dimakan setelah dimasak dan dapat digunakan untuk membuat selai, jelly, saus.
Bunga biasanya digunakan dalam infus, memberikan rasa segar minuman, yang sangat umum dijumpai di Eropa Utara dan Balkan. Secara komersial ini dijual sebagai Elderflower cordial.
Di Eropa, bunga dibuat menjadi sirup atau minuman hangat. Dalam bahasa Rumania disebut socatÄ, dan dalam bahasa Swedia disebut fläder (blom) saft. Popularitas minuman tradisional yang mencuat kembali baru-baru ini mendorong beberapa produsen minuman ringan komersial untuk memperkenalkan minuman rasa elderflower (Fanta Shokata, Freaky Fläder).
Bunganya juga bisa dicelupkan ke dalam adonan ringan dan kemudian digoreng. Di Skandinavia dan Jerman, sup yang dibuat dari berry tua, Fliederbeersuppe, adalah makanan tradisional terkenal.
Bunga dan buah juga dapat dibuat menjadi anggur elderberry. Di Hungaria elderberry dibuat untuk brendi. Dibutuhkan 50 kg buah untuk menghasilkan 1 liter brendi.
Di Swedia barat-daya, elderberry secara tradisional dimanfaatkan sebagai campuran bumbu rahasia. Elderflower juga diolah jadi minuman seperti sampanye. Di Beerse, Belgia, berbagai Jenever yang disebut Beers Vlierke dibuat dari buah beri.
Di beberapa bagian negara di Eropa, bunga elderflower kering secara tradisional digunakan sebagai teh herbal.
Secara tradisional tanaman ini dimanfaatkan sebagai tanaman obat oleh penduduk asli dan herbalis. Ranting, daun, bunga, buah, dan ekstrak akar digunakan untuk mengobati bronkhitis, batuk, infeksi saluran pernapasan atas, dan demam.
Buah dan bunga Sambucus nigra digunakan sebagai obat tradisional di Austria, untuk pengobatan gangguan saluran pernapasan, mulut, saluran pencernaan, kulit, dan untuk mengobati infeksi karena virus, demam, pilek, dan influenza. Buku pertama tentang sifat obat tanaman ini ditulis oleh dokter Jerman, Martin Blochwich pada 1620-an.
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...