Dinas Pariwisata Bongkar Patung Tropic Effect untuk Menata Kawasan Titik Nol
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, bekerja sama dengan Dinas Ketertiban, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan dinas terkait lainnya, membongkar patung “Tropic Effect” dari kawasan Titik Nol Kilometer pada Senin (20/1) dini hari. Pembongkaran dilakukan dengan merobohkan patung dan membawanya ke Dinas Pariwisata UPT Malioboro sekitar pukul 01.00 – 04.00 WIB.
Dihubungi oleh satuharapan.com, Ari Suryani, Kasubag PU UPT Malioboro di Dinas Pariwisata mengatakan bahwa pembongkaran patung “Tropic Effect” bertujuan untuk menata kawasan Nol Kilometer Yogyakarta agar memiliki nuansa yang sama dengan heritage di sekelilingnya. Salah satu nuansa yang akan dimunculkan adalah keseragaman dengan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret (SO 1 Maret) yang berlokasi di belakang patung “Tropic Effect”.
“Menurut rencana, patung yang kemarin kita bongkar akan kita pindahkan. Sedangkan tempat yang akan menjadi lokasi patung tersebut masih akan kita bicarakan,” demikian disampaikan oleh Ari Suryani. “Namun sementara ini, patung tersebut kita simpan di UPT Malioboro, sekalian kalau ada kerusakan-kerusakan akan kita perbaiki,” demikian lanjutnya.
Pembongkaran patung “Tropic Effect” adalah salah satu langkah untuk membuat kawasan Titik Nol Kilometer menjadi lebih tertata, sinergis dengan herigate di sekitarnya, dan bersih. “”Kita akan coba mulai hari ini (21/1) di Titik Nol ada satgas kebersihan yang merupakan kerjasama antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Ketertiban, dan wilayah Kecamatan Gondomanan”.
Masing-masing dari SKPD ini akan mengerahkan tenaganya untuk menata dan menjaga kawasan Titik Nol. Misalnya dari BLH akan mengerahkan tenaga kebersihan untuk stand by selama 18 jam di Titik Nol. “Tugas tenaga kebersihan ini untuk menegur wisatawan yang membuang sampah sembarangan atau menyapu sampah-sampah yang berada di Titik Nol”. Di sisi lain, dari Dinas Ketertiban yang bekerja sama dengan UPT Malioboro akan menertibkan anak jalanan serta gelandangan dan pengemis yang ada di Kawasan Titik Nol dari pagi hingga malam hari. Mereka akan dikirim ke panti sosial.
Patung raksasa berbentuk tubuh bawah manusia yang dililit oleh akar ini dipasang pada 26 November 2011. Patung yang diberi judul “Tropic Effect” ini dibuat sebagai gambaran keserakahan manusia yang mengeksploitasi lingkungan sekaligus sebagai simbol cinta lingkungan. Patung yang muncul sebagai bagian dari perhelatan seni rupa Biennale Jogja 2011 ini dipahat oleh sembilan perupa yang tergabung dalam Khatulistiwa Art Team. Secara khusus, patung ini memuat pesan untuk melakukan langkah nyata dalam menjaga lingkungan di negara tropis.
Editor : Bayu Probo
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...