Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 12:44 WIB | Jumat, 07 Agustus 2015

Dipecat Lewat Email 97 Pekerja Pelabuhan di Australia Protes

Pekerja pelabuhan di Sydney yang dipecat melalui email. (Foto: ABC)

SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 97 pekerja di Sydney dan Brisbane secara tiba-tiba dipecat perusahaan pengelola pelabuhan Hutchison Ports Australia hanya melalui email yang dikirim sehari sebelumnya.

Demikian dikatakan Serikat Buruh Pelabuhan, hari Jumat (7/8). Mereka langsung mengorganisir aksi memblokir akses masuk ke Pelabuhan Botany di Sydney sebagai aksi protes mereka.

Menurut serikat buruh, email pemecatan itu dikirim perusahaan malam sebelumnya, dan meminta para pekerja untuk tidak perlu lagi datang bekerja.

Hutchison Ports dalam email itu menyatakan posisi 97 pekerja tidak lagi dibutuhkan serta tidak ada peluang untuk ditempatkan di bagian lain. Barang-barang pribadi pekerja yang ada di kantor, kata email itu, akan dikirimkan terpisah.

Sementara itu, pekerja yang tidak turut dipecat, tampak bergabung dengan aksi para pekerja yang dipecat.

Namun, pintu masuk ke area perusahaan telah dijaga oleh petugas sewaan. Tidak seorang pun yang diizinkan memasuki area itu, termasuk truk-truk pengangkut barang.

Seorang pekerja yang dipecat, Craig Hancock mengatakan ia belum memberitahu keluarganya sama sekali. "Saya memiliki istri dan tiga anak serta utang cicilan rumah. Saya tidak tahu harus berbuat apa, bingung dan sedih," katanya kepada ABC.

Seorang pemimpin pekerja, Paul Wallington yang telah bekerja 18 tahun, mengaku sangat terpukul dengan keputusan perusahaan.

"Tidak bagus situasinya, istri saya marah, anak-anak saya marah. Hari ini hari pertama tidak bekerja, dan saya kira begitu juga hari-hari berikutnya," katanya.

Serikat pekerja maritim menjelaskan 40 pekerja di Brisbane dan 57 lainnya di Sydney diberhentikan melalui email. Dalam email itu, katanya, prusahaan berdalih pemberhentian ini terjadi karena menurunnya pendapatan perusahaan.

Namun menurut pengurus serikat buruh Paul Garrett, dalih tersebut tidak masuk akal. "Perusahaan sebenarnya sedang menerapkan otomatisasi proses kerja, padahal seharusnya pekerja diajak berunding dulu sebelum menerapkan hal itu. Tidak bisa memecat mereka begitu saja,” katanya. (australiaplus.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home