Dipenjara, Wartawan Turki Dinominasikan Dapat Penghargaan
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi wartawan yang berbasis di Paris Reporters Without Borders (RSF) telah menominasikan jurnalis terkemuka asal Turki, Kadri Gürsel, yang telah di penjara selama 116 hari, untuk mendapatkan penghargaan UNESCO / Guillermo Cano World Press Freedom Prize.
Istrinya, Nazire Kalkan Gürsel, mengumumkan pencalonan itu melalui akun resmi Twitter-nya, menurut laporan media Turki, Hurriyet.
Gürsel adalah salah satu dari 10 orang saat ini ditangkap dalam penyelidikan dugaan terlibat "terorisme" yang menargetkan harian ‘’Cumhuriyet.’’ Dia ditangkap pada 5 November 2016 bersama pemimpin redaksi, Murat Sabuncu, karikaturis Musa Kart, dan anggota dewan Yayasan ‘’Cumhuriyet,’’ Güray Tekin OZ, Mustafa Kemal Güngör, Turhan Gunay, Hakan Kara, Onder Çelik dan Bulent Utku.
Sementara itu, CEO ‘’Cumhuriyet’’, Akın Atalay, juga ditangkap pada 12 November 2016.
Mereka yang ditangkap dituduh "melakukan kejahatan atas nama" Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang dilarang, dan jaringan ulama Islam, Fethullah Gulen, yang tinggal di Amerika Serikat.
Penghargaan itu diberikan oleh Dewan Eksekutif UNESCO dan pertama pada tahun 1997 sebagai penghargaan tahunan UNESCO / Guillermo Cano World Press Freedom. Penghargaan ini untuk menghormati orang, organisasi atau lembaga yang telah berkontribusi luar biasa untuk mempertahankan atau promosi kebebasan pers di mana saja di dunia, dan terutama ketika hal itu dicapai dalam menghadapi bahaya.
Nama penghargaan ini dipilih untuk menghormati Guillermo Cano Isaza, seorang wartawan Kolombia yang dibunuh di depan kantor surat kabar, ‘’El Espectador’’, di Bogotá, pada bulan Desember 1986. Penghargaan ini didanai oleh Cano Foundation (Kolombia) dan Helsingin Sanomat Foundation (Finlandia).
Editor : Sabar Subekti
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...