Dipicu Rumput Laut, NTUP Mei 2015 Naik 0,16 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Periode Mei 2015 terjadi kenaikan sebesar 0,16 persen untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) sebesar 0,16 persen, salah satu faktor yang memicu adalah di sektor industri rumput laut yang mengalami peningkatan dengan cepat.
“Nilai tukar usaha pertanian terjadi kenaikan 0,16 persen. Nah ini terutama dengan industri rumput laut yang meningkat dengan cepat mungkin akan naik lagi kalau ada diurusi dengan manufaktur,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin pada konferensi pers penyampaian keterangan pers tentang Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi, Indeks Harga Perdagangan Besar, Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah Mei 2015, dan Perkembangan Pariwisata dan Transportasi April 2015 yang berlangsung Senin (1/6) di Gedung III, Badan Pusat Statistik, Jl. Dr. Sutomo, Jakarta.
“Nilai Tukar Petani (NTP) untuk Mei 2015 terjadi penurunan sebesar 0,12 persen, penurunan tersebut dari angka 100,14 di April 2015 menjadi 100,02 persen,” Suryamin menambahkan.
Suryamin membeberkan secara rinci bahwa di sub sektor hortikultura terjadi peningkatan ke 0,40 persen karena peningkatan terjadi karena peningkatan harga cabe merah, harga buah-buahan membaik, bahkan ada jeruk juga, ada buah naga. “ini kan salah satu faktor yang mendongkrak NTP,” kata Suryamin.
Suryamin menjelaskan tanaman perkebunan mengalami peningkatan sebesar 0,21 persen, BPS mencatat peningkatan tersebut di perkebunan kakao, dan kopi. Sementara itu untuk peternakan terjadi penurunan sebesar 0,11 persen.
“Untuk perikanan terjadi penurunan sebesar 0,12 persen, ini masih dibedakan lagi untuk tetapi untuk nelayan tangkap terjadi kenaikan 0,11 persen,” Suryamin menambahkan.
Pada Mei 2015 daerah yang mengalami penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yakni menurun sebesar 1,24 persen. Di sisi lain NTP Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan terbesar yakni 1,22 persen.
Dalam hubungannya dengan petani, Suryamin menyampaikan perkembangan Harga Gabah Kering Giling dan Harga Gabah Basah, dia mengemukakan berdasar pantauan BPS saat ini terjadi perubahan harga beras di penggilingan beras yang mengalami penurunan sebesar 0,90 persen dibanding april 2015.
“Sekarang ini beras premium terjadi penurunan 0,96 persen di April 2015 mulai dari Rp. 8794 per kilogram ke Rp. 8709 per kilogram pada Mei 2015, sedang untuk beras medium pada April 2015 mengalami penurunan dari Rp. 8597 per kilogram ke Rp. 8520 per kilogram,” dia mencontohkan.
Suryamin memberi saran kepada pemerintah daerah untuk mengawasi harga pangan dan kebijakan yang berkaitan dengan pertaninan yakni dengan mengawasi dan mengendalikan harga pada bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Nilai Tukar Petani adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Kegunaan Nilai Tukar Petani yakni untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani.
Dalam perhitungan NTP ada dua unsur yakni indeks harga yang diterima petani (IT) dan indeks harga yang dibayar petani (IB). IT adalah indeks yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Dari nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
IT dihitung berdasar nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan petani, mencakup padi, palawija, hasil peternakan, perkebunan rakyat, sayur, dan buah-buahan, perikanan.
IB adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan untuk produksi pertanian.
Catatan bulan Lalu
Pada awal Mei 2015, BPS mencatat bahwa Nilai Tukar Petani untuk April 2015 sebesar 100,14 persen atau mengalami penurunan sebesar 1,37 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kala itu, Suryamin menyebut bahwa penurunan terjadi karena Indeks Harga yang diterima petani menurun sebesar 1,07 persen sementara Indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen.
Pada April 2015 sempat terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,21 persen, inflasi tersebut disebabkan naiknya enam dari tujuh indeks kelompok konsumsi kecuali sub kelompok makanan. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga pertanian Nasional mengarami penurunan sebesar 1,58 persen dibanding NTUP satu bulan sebelumnya.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...