Dirjen SPK: Konsumen Indonesia Terlalu ‘Nrimo
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (Ditjen SPK) Widodo mengatakan bahwa karakteristik konsumen Indonesia itu terlalu nrimo (pasrah). Inilah yang menyebabkan angka pengaduan terhadap produksi barang atau jasa menjadi rendah.
“Karakteristik konsumen kita itu nrimo,” kata Widodo dalam jumpa pers mengenai persiapan acara Hari Konsumen Nasional di Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Rabu (11/3).
Kemudian, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo menambahkan kalau karakteristik konsumen masyarakat Indonesia itu juga sensitif terhadap harga dan baru mengadu jika sudah dirugikan terlalu berat.
“Konsumen Indonesia baru mengadu ke YLKI kalau sudah ada penderitaan yang dahsyat. Contohnya, beli rumah dan dapat rumah yang retak-retak. Dia masih bersyukur bisa mendapatkan rumah. Nah, kalau beli rumah tetapi fiktif. Uang mukanya lenyap dan rumahnya tidak ada, baru dia teriak-teriak ke YLKI,” kata dia.
“Yang kedua karakteristik konsumen di kita itu adalah sensitif harga. Harga beda sedikit, konsumen sudah sensitif.”
Menurutnya, ini sangat berbeda dengan karakteristik para ekspatriat yang tinggal di Indonesia. Warga asing tersebut mengadu ke YLKI karena mendapatkan hasil fotokopi yang tidak jelas. Sudaryatmo menilai bahwa ini juga dipengaruhi oleh complain habit yang dimiliki oleh warga asing.
Dia menyatakan bahwa complain habit dari konsumen ini sangat diperlukan agar pelaku usaha dapat memperbaiki kualitas dari barang maupun jasa sehingga produk yang mereka hasilkan menjadi semakin lebih baik, memiliki daya saing dan tidak menjual barang atau jasa yang abal-abal.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...