Diselidiki, Apakah 3 Mahasiswa Islam AS Dibunuh karena Agamanya
CHAPEL HILL, CAROLINA UTARA - Polisi berusaha untuk menentukan apakah kebencian memainkan peran dalam pembunuhan tiga mahasiswa Muslim di Chapel Hill Carolina Utara, Selasa (10/2) lalu, atau seperti banyak dipersaksikan, kejahatan itu justru dipicu oleh kemarahan lama yang meledak akibat pertengkaran tentang tempat parkir dalam kompleks kondominium tempat mereka tinggal.
Pelaku pembunuhan, Craig Stephen Hicks, 46, menggambarkan dirinya sebagai ateis. Tetangga mengatakan ia selalu tampak marah dan konfrontatif. Mantan istrinya mengatakan ia terobsesi dengan film Falling Down, sebuah film yang dibintangi Michael Douglas menggambarkan seorang pria bercerai yang frustrasi lalu menembak secara serampangan.
Istri Hicks saat ini, Karen Hicks, mengatakan suaminya adalah seorang pembela hak orang lain, dan menekankan bahwa pembunuhan yang dia lakukan tidak ada hubungannya dengan agama atau kepercayaan korban. Karen Hicks kemarin mengeluarkan pernyataan lain, yang mengatakan Hicks telah menceraikan dirinya.
Hicks muncul di pengadilan pada hari Rabu dengan tuduhan pembunuhan tingkat pertama dalam kematian Deah Shaddy Barakat, 23; istrinya, Yusor Mohammad, 21; dan adiknya, Razan Mohammad Abu-Salha, 19. Dia meminta dibela oleh pengacara publik.
Petugas kepolisian mengetahui pembunuhan tersebut setelah seorang tetangga menelepon nomor darurat 911 dan melaporkan telah terjadi lima sampai 10 tembakan diiringi suara orang-orang berteriak.
Ayah Yusor, Mohammad Abu-Salha, dalam keterangannya kepada polisi mengatakan bahwa masing-masing korban ditembak di kepala di dalam apartemen pasangan itu. Ia juga meyakini kejahatan ini bersifat rasial.
"Media di sini membombardir warga Amerika dengan Islam, Islam, terorisme Islam dan membuat orang di sini takut kepada kami, membenci kami dan ingin agar kami keluar dari AS. Jadi jika seseorang memiliki konflik dengan Anda, dan mereka sudah membenci Anda, Anda mendapatkan peluru di kepala," kata Mr Abu-Salha, yang bekerja sebagai psikiater.
"Kami memahami kekhawatiran tentang kemungkinan bahwa kejahatan ini bermotivasi kebencian, dan kami akan melihat segala kemungkinan untuk menentukan apakah kasus ini memang demikian," kata Kepala Kepolisian Chapel Hill, Chris Blue.
Polisi Chapel Hill meminta FBI untuk membantu dalam penyelidikan mereka, dan Ripley Rand, jaksa AS untuk Distrik Tengah Carolina Utara, mengatakan kantornya sedang memantau penyelidikan. Tapi Rand menegaskan bahwa kejahatan itu saat ini sudah terisolasi.
Sekitar 2.000 orang menghadiri penyalaan lilin untuk korban pada hari Rabu malam di jantung kampus Universitas Carolina Utara. Beberapa orang yang mengenal mereka berbicara tentang kebaikan mereka sebagai teman yang telah mereka alami bertahun-tahun.
Barakat dan istirnya, Yusor, adalah pengantin baru yang aktif membantu tunawisma serta menolong para pengungsi Suriah di Turki pada musim panas ini. Mereka bertemu saat mengelola Muslim Student Association di kampus mereka sebelum Barakat melanjutkan studi kedokteran gigi.
Banyak kondominium di sekitar itu disewa dan dimiliki oleh mahasiswa dan lulusan baru di University of North Carolina yang kampusnya berada sekitar tiga mil jauhnya.
Hicks, seorang pengangguran, menurut istrinya, tengah kuliah untuk menjadi paralegal. Suaminya itu sering mengeluhkan tentang Kekristenan dan Islam di laman facebooknya. "Beberapa menyebut saya seorang liberal bersenjata, yang lain memanggil saya seorang konservatif berpikiran terbuka," tulis Hicks tentang dirinya.
Imad Ahmad, yang tinggal di kondominium di mana teman-temannya terbunuh sebelum Barakat dan Yusor menikah pada bulan Desember, mengatakan Hicks telah mengeluh sekitar sebulan lalu tentang dua orang yang memarkirkan mobilnya di tempat yang disediakan untuk tamu.
"Dia datang ke pintu, mengetuk pintu dan kemudian dengan pistol di pinggang, mengatakan," Kalian tidak boleh parkir di sini, '"kata Ahmad, seorang mahasiswa pascasarjana dalam kimia di UNC-Chapel Hill .
"Dia melakukannya lagi setelah mereka menikah."
Baik Hicks maupun tetangganya mengeluh kepada manajer properti tentang hal yang sama. "Mereka mengatakan kepada kami untuk memanggil polisi jika orang itu datang dan melecehkan kami lagi," kata Ahmad.
"Orang ini mengeluh dan frustrasi dari hari ke hari karena tidak dapat parkir di tempat yang dia inginkan," kata pengacara Karen Hicks, Robert Maitland.
Menurut Karen Hicks, pembunuhan itu "berhubungan dengan sengketa parkir yang telah lama terjadi antara suami saya dengan sejumlah tetangga, tidak ada hubungannya dengan ras atau keyakinan."
Polisi tidak menjelaskan bagaimana Hicks masuk ke dalam kondominium. Tetapi tidak tampak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu. Seorang perempuan yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian, bersaksi bahwa Hicks mudah marah. "Setiap kali saya melihat dia atau melihat interaksi dia dengan teman-temannya atau siapapun di tempat parkir, ia selalu tampak marah," kata Samantha Manessa. "Dia sangat marah setiap kali saya melihat dia.
Mantan istri Hicks, Cynthia Hurley, mengatakan sebelum bercerai sekitar 17 tahun lalu, film favorit suaminya adalah Falling Down, film tahun 1993 yang dibintangi Michael Doughlas tentang seseorang yang bercerai dan kemudian melakukan penembakan membabi-buta. "Dia menyaksikannya tak henti-hentinya. Dia pikir itu lucu. Dia tidak punya belas kasih sama sekali, "kata Hurley.
Polisi tidak mengatakan bagaimana Hicks dapat masuk ke dalam kondominium. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu,
Seorang wanita yang tinggal di dekat lokasi kejadian dijelaskan Pak Hicks sebagai pemarah. "Kapan saja saya melihat dia atau melihat interaksi dengan dia atau teman-teman atau orang di tempat parkir atau diri sendiri, dia marah," kata Samantha Manessa. "Dia sangat marah, kapan saja aku melihatnya." imbuh dia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Dibangun Oleh Korban Penganiayaan, Bethlehem, Kota Natal AS ...
BETHLEHEM-PENNSYLVANIA, SATUHARAPAN.COM-Pada Malam Natal tahun 1741, para pemukim Moravia menamai ko...