Ditemukan Ratusan Kasus COVID-19, Pasar Ikan di Thailand Ditutup
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Pasar makanan laut terbesar di Thailand dan daerah sekitarnya ditutup pada hari Sabtu (19/12) untuk mencegah penyebaran wabah virus corona, setelah lonjakan kasus terbesar di negara itu sejak pandemi dimulai.
Meskipun menjadi tempat pertama yang mencatat kasus infeksi COVID-19 di luar China, kerajaan tersebut sebagian besar tidak terluka oleh pandemi, dengan lebih dari 4.000 kasus dan 60 kematian sejauh ini.
Tetapi pada hari Sabtu malam, pihak berwenang mengumumkan 548 kasus positif terkait dengan pasar makanan laut di Mahachai, Provinsi Samut Sakhon, sekitar 40 menit barat daya Bangkok.
“Kami telah mengumumkan pasar udang sebagai daerah pengendalian penyakit yang parah,” kata gubernur provinsi, Veerasak Vijitsaengsri.
Penguncian dan jam malam yang ketat diberlakukan di sekitar pasar hingga awal Januari, dan ini memengaruhi sekolah, stadion olahraga, taman bermain, dan pusat perbelanjaan.
Namun, pemilihan lokal pada hari Minggu diharapkan berjalan sesuai rencana, selama pemilih mengenakan topeng. Namun pekerja asing dilarang meninggalkan provinsi tersebut.
“Jumlahnya 548 dan 90 persen (kasus) tidak ada tanda-tanda sakit dan kebanyakan dari mereka adalah pekerja asing,” kata Opas Kankavinwong, direktur jenderal Departemen Pengendalian Penyakit.
Moe Kyaw Thu dari Raks Thai Foundation, yang mengkoordinasikan pengujian, mengatakan itu bertujuan untuk menyaring 4.000 orang selama akhir pekan.
“Penduduk di Mahachai kira-kira 70 persen orang Thailand dan 30 persen pekerja migran, yang artinya sumber penularan virus bisa berasal dari pekerja migran, khususnya pekerja dari Myanmar,” katanya.
Myanmar mencatat lebih dari 115.000 kasus virus corona dan otoritas Thailand telah meningkatkan kontrol perbatasan selama beberapa bulan terakhir. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...