Ditjen Bimas Kristen: Natal sebagai Wujud Perdamaian antara Allah dengan Manusia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui PGS. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Oditha R. Hutabarat, M.Th menyampaikan sambutan perayaan Natal 2013 dan Tahun Baru 2014 kepada umat Kristen di seluruh Indonesia.
Berikut ini sambutan Oditha R. Hutabarat, M.Th, yang disampaikan juga dalam situs resmi bimaskristen.kemenag.
Sambutan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI dalam rangka Perayaan Natal 25 Desember 2013 dan Tahun Baru 1 Januari 2014
Salam sejahtera dalam Kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Umat Kristen di seluruh Indonesia,
Mari kita bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus bahwa tahun 2013 akan kita lewati dengan segala keberhasilan serta kekurangannya, dan bersiap diri memasuki tahun 2014 dengan segala rencana serta pengharapan yang kita yakini akan lebih baik dari tahun dan waktu yang telah berlalu.
Begitu banyak pengalaman berharga yang telah dijalani di tahun 2013, baik berupa pengalaman sukacita maupun dukacita. Namun semuanya membawa suatu keyakinan bahwa Allah masih peduli dan setia menemani kita hingga akhir tahun dan menjelang awal tahun yang baru ini. Di tengah sukacita terdapat ucapan syukur, di tengah dukacita masih ada harapan. Hanya saja masih adakah makna sukcita itu dalam hidup kita? Makna sukacita dalam kehidupan sehari-hari seringkali dilepaskan dari keselamatan Allah. Sukacita dalam kehidupan sehari-hari justru seringkali dikaitkan dengan keberhasilan untuk memiliki. Semakin banyak kita memiliki, maka semakin banyak pula kita bersukacita. Tetapi semakin banyak yang kita miliki hilang, maka hilang pula sukacita yang kita miliki. Ketika investasi atau harta kekayaan yang kita miliki tidak ada lagi, maka hancurlah segala kebanggaan dan kebahagiaan hidup kita. Dengan demikian makna sukacita dan kebahagiaan yang kita miliki berubah-ubah seiring dengan apa yang kita dapatkan dan apa yang tidak kita dapatkan.
Justru peristiwa Natal hendak menegaskan bahwa nilai atau makna sukacita dan kebahagiaan kita bukanlah ditentukan oleh seberapa banyak yang kita miliki, tetapi ditentukan oleh seberapa besar kita menyambut keselamatan Allah yang telah datang. Peristiwa Natal justru merupakan momen yang penuh makna saat kita mampu melepaskan segala hal yang kita miliki agar terbukalah ruang hati yang luas untuk menyambut peristiwa inkarnasi firman Allah menjadi manusia. Saat hati kita penuh sesak dengan berbagai barang atau milik secara dunia, maka kita tidak dapat menyambut sukacita dan kebahagiaan Natal.
Tantangan dan hambatan di masa lalu yang menyebabkan keberhasilan kita menjadi kurang sempurna atau bahkan menjadi sebuah keberhasilan yang tertunda, hendaknya semua itu menjadi pembelajaran sekaligus bekal berharga untuk semakin memacu semangat mengatasi setiap pergumulan dalam kehidupan kita dimasa depan.
Sebelum mengakhiri tahun 2013, bagi umat Kristen di seluruh dunia termasuk kita umat Kristen di Indonesia senantiasa menantikan momen penting dalam kehidupan beriman, karena setiap tanggal 25 Desember akan diperingati sebagai hari Kelahiran Yesus Kristus atau perayaan Natal dengan berbagai acara ibadah dan nuansa di dalamnya. Dengan merayakan Natal diharapkan setiap pribadi dapat merenungkan Kasih Allah yang begitu besar bagi umat manusia. Dimana karena kasih-Nya yang tiada batas itu, Allah menghendaki agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16); Pemahaman terhadap sukacita Karya Penyelamatan Allah melalui dan didalam Yesus Kristus tersebut hendaknya dapat diimplementasikan oleh setiap orang Kristen dengan bersedia memperhatikan dan melayani sesama dalam kehidupannya.
Saudara/i Umat Kristen di Seluruh Indonesia yang berbahagia!
Perayaan Natal pada tahun ini kita laksanakan dalam situasi dan kondisi kehidupan masyarakat bangsa Indonesia yang masih terus berjuang untuk keluar dari berbagai kesulitan dan tantangan, baik dalam kehidupan sebagai bangsa dan negara maupun dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga dan pribadi, karena itu dalam kesempatan yang baik ini kami mengajak seluruh umat Kristen di Indonesia untuk bersama-sama membagikan sukacita Natal bagi semua orang bahkan seluruh ciptaan-Nya yang berada di sekitar kita.
Pesan Natal Tahun 2013 dengan Tema "Datanglah, ya, Raja Damai!" (Bdk. Yes. 9:5). Kedatangan Raja Damai, membawa puji-pujian dalam songsongan sangkakala kehidupan dari umat yang telah mengharapkannya sejak lama. Seruan kasih tentunya menjadi hidup dalam perdamaian dengan semua orang berarti dari setiap orang dituntut untuk mengusahakan terwujudnya persatuan, kesejahteraan, keadilan dan persekutuan. Meniadakan kekacauan, gangguan dan perpecahan, ketidak adilan, kecurangan, pertikaian dan penindasan. Menjauhkan sikap egoisme, arogansi dan kesombongan. Mampu bersikap arif dan bijak dalam realitas kehidupan masyarakat serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Kita perlu menyadari bahwa tantangan dan hambatan dalam mengusahakan hidup dalam perdamaian dengan semua orang, akan bertambah berat dan kurang terasa gaungnya karena masyarakat kita sedang memperjuangkan tuntutan reformasi dalam pengaruh globalisasi dan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun demikian sebagai manusia ciptaan baru dalam Kristus, maka setiap orang percaya perlu melihat dunia dan permasalahannya berdasarkan cara pandang Allah saja, karena dengan cara demikian kita akan senantiasa optimis dan tanpa lelah berjuang bersama Tuhan dalam mengubah dan memperbaharui dunia seturut kehendak dan rencana-Nya. Kita memiliki keyakinan dan harapan bahwa Allah sedang bekerja membela perjuangan dan kesulitan serta pengumulan umat-Nya, karena Dia adalah Allah yang setia menyertai umatnya sampai kepada akhir zaman. (Matius 28:20).
Sukacita Natal yang kita rayakan hendaknya memberi inspirasi dan motivasi bagi gereja dan umat Kristen agar bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya, secara konsisten dan konsekuen mewujudkan hidup dalam perdamaian dengan semua orang di tengah-tengah pergumulan masyarakat bangsa dan Negara.
Dengan memahami makna Natal sebagai wujud perdamaian antara Allah dengan manusia yang diimplementasi dalam kehidupan berdamai dengan semua orang, maka selaku Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, mengajak Gereja dan seluruh umat Kristen di Indonesia untuk merenungkan serta merefleksikan makna Natal sebagai berikut :
1. Hidup dalam perdamaian dengan semua orang, perlu untuk secara konsisten dan konsekuen kita perjuangkan, sambil terus belajar memahami dan menghayati akan visi dan misi Allah yang dipercayakan kepada Gereja khususnya dan umat Kristen di Indonesia pada umumnya.
2. Umat Kristen hendaknya memiliki kepekaan sosial yang tinggi, berempati dan simpati terhadap mereka yang menderita, dikucilkan dan terbelakang, sehingga makna Natal dapat dinikmati bukan hanya didalam gedung gereja atau bagi umat Kristen saja, melainkan dapat dirasakan pula oleh semua orang.
3. Sebagai manusia baru dalam Kristus Yesus, hendaknya umat Kristen mampu memandang dan merespons setiap tantangan dan pergumulan hidup dari sudut pandang Allah yang senantiasa mengutamakan kasih, untuk mewujudkan perdamaian dengan semua orang dan siap menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kondisi yang ada tanpa kehilangan jati diri
4. Memasuki dan menapaki tahun 2014 marilah kita bersyukur bahwa Allah sumber kehidupan kita akan tetap dan selalu memberikan hati yang baru, roh yang baru, sikap dan komitmen yang baru kepada kita. Biarlah hal ini menjadi sumber kekuatan bagi kita agar pada tahun yang baru kita mampu memberikan yang terbaik bagi gereja, masyarakat, bangsa dan Negara.
Demikianlah sambutan dan harapan kami, atas nama seluruh jajaran Ditjen Bimas Kristen, baik yang ada di pusat maupun di daerah, kami menyampaikan ucapan Selamat Natal 25 Desember 2013 dan Selamat Tahun Baru 1 Januari 2014. Tuhan memberkati kita semua.
Jakarta, Desember 2013
PGS. Direktur Jenderal,
Oditha R. Hutabarat, M.Th
NIP.195608311987032001
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...