Dituduh Berusaha Bunuh Polisi, Bayi 9 Bulan Disidang
LAHORE, SATUHARAPAN.COM – Seorang bayi laki-laki berusia sembilan bulan harus menjalani persidangan karena dituduh berusaha membunuh polisi ketika aparat kepolisian melakukan penertiban pada 31 Januari di sebuah pemukiman di Lahore, Pakistan.
Selain bayi itu, ada lebih dari dua puluh orang lainnya dituduh melemparkan batu ke arah polisi. Saat itu, aparat kepolisian tengah melakukan penertiban dengan memotong saluran gas dan listrik perumahan warga yang belum membayar tagihan. Akibatnya, sejumlah warga marah dan melemparkan batu ke arah polisi. Aksi itulah yang menyeret bayi berusia sembilan itu, juga ayah dan warga lainnya ke pengadilan atas tuduhan usaha pembunuhan.
Bersama dengan kakeknya, Malik Muhammed Yaseen, bayi itu datang ke pengadilan pada Kamis (3/4). Dalam video yang ditayangkan Huffington Post, bayi itu terlihat menangis ketika kakeknya membantunya memberi cap jari pada surat jaminan dari Hakim Rafaqat Ali.
Bayi itu diharapkan kembali ke pengadilan pada Sabtu (12/4). Pengacara keluarga, Chaudhry Irfan Sadiq mengatakan pada Agence-France Presse bahwasanya tuntutan terhadap bayi tersebut seharusnya segera dibatalkan karena usia minimum seseorang untuk bertanggung jawab atas tindak pidana di Pakistan adalah 12 tahun.
“Pengadilan seharusnya menyerahkan kasus anak itu ke Pengadilan Tinggi untuk membatalkan tuntutan terhadap anak tidak berdosa itu dan membebaskannya. Kasus ini juga menunjukkan ketidakmampuan kepolisian kita dan bagaimana mereka beroperasi,” ujar Sadiq.
Petugas yang mengajukan laporan terhadap bayi berusi sembilan bulan itu kini telah dihentikan.
Sementara itu, ayah bayi tersebut yang kini juga ditahan mengatakan polisi telah membuat laporan yang keliru mengenai anaknya dan 25 orang lainnya.
“Kesalahan kami adalah melakukan aksi protes atas tidak tersedianya listrik di lingkungan kami,” ujarnya pada Times of India. (huffingtonpost.com/ctvnews.ca)
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...