Dituduh Dukung ISIS, Turki Duserang Hacker
ANKARA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah bank di Turki mendapat serangan cyber pada hari Kamis (24/12) menyebabkan hambatan pada akses layanan perbankan di tengah krisis diplomatik yang sedang berlangsung dengan Rusia, dan pernyataan perang dunia maya oleh kelompok hackerAnonymous.
Serangan siber (cyber) diduga terkait dugaan Turki mendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) dan konflik dengan Rusia.
Serangan siber berlangsung selama dua pekan terhadap Turki dan kali ini menyasar sektor perbankan. Serangan ini menimbulkan kekhawatiran pada keamanan nasabah,menurut sumber tingkat tinggi di sektor perbankan kepada harian Turki, Hurriyet.
Disebutkan bahwa hacker tidak mengakses pada sistem perbankan, tetapi membuat lalu lintas yang menghambat nasabah sulit mengakses akun mereka secara online.
"Mereka tidak memasuki sistem bank. Mereka hanya membuat hambatan lalu lintas dan melarang akses. Sederhananya, mereka datang ke pintu tapi tidak masuk, maka, tidak ada risiko keamanan," kata bankir senior.
"Serangan siber tidak menargetkan uang, tetapi intervensi untuk menarik perhatian," kata sumber lain, menyatakan serangan itu adalah bentuk protes.
Sementara itu, perusahaan penyedia layanan internet Turki, Türk Telekom, mengatakan kepada Hurriyet bahwa meskipun telah berada di bawah serangan cyber secara terus-menerus, tindakan pencegahan telah diambil.
"Kami memperkirakan akan ada serangan besar lain dari dalam dan luar Turki," kata perusahaan itu.
Nilai harian dari layanan perbankan digital diperkirakan sekitar dua miliar Lira Turki, dengan sekitar 85 persen menggunakan perangkat mobile.
Serangan baru-baru datang setelah konflik dengan Rusia sebagai buntut jatuhnya jet tempur Rusia oleh militer Turki pada 24 November. Pilot Rusia, Oleg Peshkov, tewas dalam serangan itu.
Rusia menyalahkan Turki dalam sejumlah pernyataan dan kemudian menjatuhkan sanksi ekonomi yang menargetkan Turki.
Sementara itu, Anonymous telah mengklaim berada di balik sejumlah serangan terhadap Turki selama dua pekan terakhir. Mereka menuduh Turki mendukung Negara Islam Irak dan Susriah (NIIS atau ISIS). Mereka juga menuduh Turki membeli minyak ISIS dan membantu militan mereka.
Anonymous mengancam akan melancarkan serangan siber yang lebih besar kecuali Turki berhenti memberi dukungan pada ISIS.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...