Djarot Ikut Gotong Ogoh-Ogoh
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat turut meramaikan perayaan Nyepi yang diadakan kelompok masyarakat beragama Hindu Dharma DKI Jakarta yang digelar di Lapangan Silang Monas, Jumat (20/3) siang.
Djarot yang datang bersama istri, Happy Farida tampak mengenakan kain songket, kemeja putih, dan udeng duduk di bagian depan di samping Deputi bidang Kesenian dan Kebudayaan Sylviana Murni.
Di samping panggung, tempat Djarot menyampaikan pidatonya, berbaris 15 ogoh-ogoh besar yang merepresentasikan setan jahat (buto). Beberapa kali, Djarot sempat melemparkan pandangannya pada ogoh-ogoh tersebut.[Baca: Solidaritas Antaragama Jika Nyepi Jatuh di Minggu atau Jumat]
Tampaknya, ogoh-ogoh ini cukup menarik perhatian Djarot. Istri Djarot, Happy, pun tampak beberapa kali menggambil gambar ogoh-ogoh melalui telepon genggamnya.
Sekitar pukul 14.30 WIB, pawai ogoh-ogoh pun dimulai. Masyarakat Hindu dari berbagai lapisan budaya, seperti Tiongkok, Melayu, Betawi, dan Jawa turut meramaikan pawai itu. [Baca: Bersama Moeldoko, Jokowi Ajak Jadikan Nyepi Momen Refleksi]
Djarot nampak antusias berdiri menyaksikan satu per satu ogoh-ogoh melintas di hadapannya. Puluhan pemuda yang menggotong ogoh-ogoh tampak semangat menjunjung replika patung yang tampak berat itu. Beberapa kali mereka memainkan ogoh-ogoh dengan membuat gerakan gelombang ke kiri, ke kanan, bahkan berputar-putar.
Ketika ogoh-ogoh ketiga melintas di hadapan DKI 2 itu, Djarot pun tergelitik untuk turut menggotong ogoh-ogoh.
“Sini saya coba ikut gotong,” ujar Djarot yang seketika langsung menyedot perhatian banyak orang yang berkumpuk di arena tersebut.
Meski hanya beberapa detik ikut merasakan beban berat pemanggul ogoh-ogoh, Djarot Nampak puas.
Kemudian ia kembali ke tempat berdirinya semula sambil tersenyum kepada masyarakat. [Baca: Catur Dharma, Pembersihan Diri saat Nyepi]
“Nafsu dan murka ditampilkan melalui ogoh-ogoh itu. Lihat tadi, ogoh-ogoh kan seperti mengandung sifat-sifat negatif manusia yang harus dihilangkandan dikeroyok. Itu tampak juga menggambarkan korupsi, menyakiti, dan menginjak orang lain. Kehidupan umat manusia diumpakan melalui peprangan antara kebaikan dan keburukan,”ujar Djarot member gambaran makna ogoh-ogoh yang mengiringi perayaan Nyepi.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...