Djarot Tantang Lawan Jabarkan Solusi Nyata Normalisasi Kali
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI seharusnya memberikan pemahaman dan langkah nyata dalam membangun Jakarta, seperti bagaimana kepala daerah menormalisasi kali atau sungai di Jakarta.
Pernyataan Djarot ini menanggapi pernyataan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono, yang berjanji akan normalisasi sungai tanpa menggusur atau memindahkan hunian warga.
"Normalisasi sungai sudah bagus dengan memindahkan warga ke rusun. Mana mungkin kita membangun rumah di sepanjang bantaran sungai. Oleh sebab itu, kasih dong pemahaman kepada warga yang rasional dan bisa diterapkan. Jangan sekadar wacana," kata Djarot di Pasar Cikini, Jakarta Pusat, hari Senin (30/1).
Menurut Djarot, lawan-lawannya tidak memberikan solusi nyata mengenai bagaimana menormalisasi sungai tanpa memindahkan para penghuni yang tinggal di tepi sungai.
"Kalau itu (jawaban lawan) ngambang banget menurut saya," ujar Djarot.
Djarot lalu merunjuk Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai yang menyebutkan tidak boleh ada pemukiman di bantaran sungai. Untuk itu, warga yang tinggal di bantaran sungai harus dipindahkan.
Djarot mengatakan kepemimpinannya bersama pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama, menawarkan langkah nyata untuk membangun Jakarta dan bisa diterapkan seperti relokasi warga di bantaran sungai ke rumah susun untuk mempermudah proses normalisasi sungai.
"Ini yang kami tawarkan, kalau calon yang lain silakan. Karena apa? Karena mereka pasti menyerang petahana, tapi ingat paslon nomor satu dan tiga bersaing juga kan kemarin kan sama-sama (di debat pemilihan kepala daerah DKI 2017)," ujar Djarot.
Djarot menganggap ide menormalisasi tanpa memindahkan hunian warga adalah hal yang tidak mungkin.
Sebelumnya, Agus Harimurti Yudhoyono menjelaskan cara membangun tanpa menggusur, khususnya di kawasan bantaran kali, yakni mengubah bangunan horizontal menjadi vertikal.
"Caranya dilakukan dengan mengalokasikan lahan yang ada. Horizontal menjadi vertikal, lahan digunakan dapat menjadi hunian layak dan tidak mengganggu sungai," kata dia dalam debat kedua Pilkada DKI, hari Jumat malam pekan lalu.
Dia berkomitmen, hunian bisa ditata tanpa menggusur semena-mena dengan membangun di lokasi yang sama agar warga hunian tidak kehilangan lapangan pekerjaan dan hak kepemilikan.
Dengan meremajakan kampung dan tidak mencabut habitat aslinya, lanjut Agus, status dan martabat warga terjaga.
"Masyarakat mau bergeser sedikit, bukan menggusur hunian. Dengan cara seperti itu tidak kehilangan kepemilikan. Status dan mertabat terjaga," kata Agus. (Ant)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...