Doa dan Tangis Keluarga Kristen Mesir Korban Kekejian ISIS
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Kematian 21 warga Kristen Koptik Mesir melalui pembunuhan keji dengan dipenggal kepalanya oleh kelompok ekstrem jihadis Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS), mendatangkan duka dan tangis bagi keluarga yang ditinggalkan. Kesedihan jelas tampak pada wajah-wajah mereka yang terekam dalam foto-foto yang diabadikan oleh kantor berita AP yang ditampilkan di sini.
Pembunuhan yang videonya disebarkan lewat internet pada hari Minggu (15/2), telah mendatangkan kecaman dan kutukan dari berbagai pemerintahan di seluruh dunia.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber, 21 orang yang dipenggal kepalanya tersebut seluruhnya adalah warga Mesir. Ada satu orang yang belum diketahui namanya.
Selengkapnya nama-nama mereka adalah sebagai berikut:
1. Milad Makeen Zaky
2. Abanub Ayad Atiya
3. Maged Solaiman Shehata
4. Yusuf Shoky Fawzy
6. Bishoy Astafanus Kamel
7. Somaily Astafanus Kamel
8. Malak Ibrahim Sinweet
9. Tawadros Yusuf Tawadros
10. Girgis Milad Sinweet
11. Mina Fayez Aziz
12. Hany Abdelmesih Salib
13. Bishoy Adel Khalaf
14. Samuel Alham Wilson
15. Pekerja dari desa Awr
16. Ezat Bishri Naseef
17. Loqa Nagaty
18. Gaber Munir Adly
19. Esam Badir Samir
20. Malak Farag Abram
21. Sameh Salah Faruq
Dalam video pemenggalan yang disebarkan melalui akun yang berafiliasi dengan ISIS, tampak para sandera dibariskan berpakaian oranye di sebuah pantai dekat Tripoli. Mereka dipaksa berlutut dan kemudian kepala mereka dipenggal.
Kesedihan keluarga yang ditinggalkan bertambah besar karena 21 sandera yang akhirnya kehilangan nyawa ini adalah tulang punggung keluarga. Mereka menyeberang ke Libya untuk bekerja mencari nafkah. Ribuan warga Mesir bepergian ke Libya untuk mencari pekerjaan sejak kekacauan yang terjadi di dalam negeri mereka pada 2011. Pemerintah Mesir sebenarnya tidak menganjurkan hal ini, mempertimbangkan tiadanya jaminan keamanan.
Gereja Kristen Koptik Mesir telah mengonfirmasi bahwa 21 sandera yang dipenggal kepalanya adalah umat mereka. Gereja juga yakin bahwa pemerintah Kairo akan menegakkan keadilan.
Keluarga yang ditinggalkan oleh para sandera yang kini telah menjelma jadi martir, mengingat mereka dibunuh karena keyakinannya, sebelumnya telah mendesak pemerintah Mesir untuk mengusahakan pembebasan mereka. Namun akhirnya kenyataan berkata lain.
Berita kematian orang yang mereka kasihi, telah membuat rumah dan desa tempat para sandera itu berasal, diliputi oleh kesedihan dan jerit tangis pilu.
Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menegaskan negaranya akan melakukan pembalasan terhadap ISIS. Berbicara beberapa jam setelah video pemenggalan warga Kristen itu dirilis, Sisi mengatakan bahwa Kairo akan "mencari cara dan waktu yang tepat untuk membalas dendam atas pembunuhan tersebut."
Sisi telah bertemu dengan para komandan tinggi militer untuk membahas eksekusi pembalasan. Sisi juga menetapkan tujuh hari masa berkabung. (dari berbagai sumber)
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...