Dokter China Terinfeksi Virus Corona dari Pasien dan Meninggal
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Seorang dokter di Provinsi Hubei, China terinfeksi virus corona yang mematikan ketika merawat pasien, menurut laporan Reuters, hari Sabtu (25/1). Kemungkinan ini adalah kasus pertama dari profsional medis yang terinfeksi.
Virus corona tipe baru telah menewaskan 42 orang di China dan menginfeksi lebih dari seribu orang, kata pemerintah pada Sabtu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkannya sebagai keadaan darurat tetapi tidak menyatakan sebagai epidemi yang menjadi perhatian internasional.
Liang Wudong, berusia 62 tahun, seorang dokter di Rumah Sakit Hubei yang berada di garis depan wabah virus corona di kota Wuhan. Dia meninggal karena virus itu, kata kantor berita Xinhua.
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa 830 kasus telah dikonfirmasi sejauh ini dan 25 orang telah meninggal pada hari Kamis. Namun Sabtu pagi ini, setidaknya 42 kematian dilaporkan dan lebih dari seribu kasus dikonfirmasi. Sebagian besar kasus berada di pusat kota Wuhan di China, tempat virus tersebut diyakini berasal pada akhir tahun lalu. Dan kasus-kasus non-fatal telah ditemukan di setidaknya tujuh negara lain.
Darurat China
Para pejabat kesehatan khawatir laju penularan akan meningkat karena ratusan juta orang China bepergian di dalam dan luar negeri selama liburan selama sepekan untuk merayakan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada hari Sabtu ini.
Meskipun demikian, itu "agak terlalu dini" untuk mempertimbangkan wabah itu sebagai "Darurat Kesehatan Masyarakat dengana Kepedulian Internasional," kata ketua panel Komite Kedaruratan WHO, Didier Houssin, setelah organisasi itu bertemu di Jenewa. Penunjukan seperti itu akan menuntut negara untuk meningkatkan respons internasional mereka.
"Tapi jangan salah, Ini darurat di China," kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Ini belum menjadi darurat kesehatan global," katanya, tetapi "mungkin belum menjadi satu."
Pertama Kasus Penutupan Kota
Untuk mencegah wabah itu, pemerintah setempat di Wuhan, sebuah kota dengan 11 juta orang di Provinsi Hubei, menangguhkan sebagian besar layanan transportasi mulai hari Kamis (23/1), termasuk penerbangan keluar, dan orang-orang diberitahu untuk tidak pergi. Beberapa jam kemudian, tetangga Huanggang, sebuah kota berpenduduk sekitar 7 juta orang, mengumumkan tindakan serupa.
"penutupan kota dengan penduduk 11 juta orang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kesehatan masyarakat," kata Gauden Galea, perwakilan WHO di Beijing. Organisasi itu mengatakan, bagaimanapun, belum ada rekomendasi pembatasan yang lebih luas pada perjalanan atau perdagangan.
Jenis virus yang sebelumnya tidak dikenal diyakini telah muncul dari satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal di pasar hewan di Wuhan. Ini menjadi peringatan, karena sejumlah yang tidak diketahui. Masih terlalu dini untuk mengetahui betapa berbahayanya dan betapa mudahnya virus menyebar di antara orang-orang.
Tidak ada vaksin untuk virus ini yang dapat menyebar melalui transmisi pernapasan. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas dan batuk.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...