Dokter Kartono: Awas Potensi Ebola Masuk Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penyebaran virus ebola di Afrika Barat setidaknya telah menyerang hampir 10.000 orang. Lebih dari 4.600 di antaranya meninggal dunia. Tidak hanya melanda Afrika, beberapa waktu lalu kasus ebola pertama juga ditemukan di Amerika Serikat. Tidak bisa dielak, potensi virus mematikan ini pun dapat masuk ke Indonesia sewaktu-waktu.
“Tetap ada potensi ebola masuk ke Indonesia, tergantung kejelian dan kesiapan pemerintah untuk menangani,” Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kartono Mohamad mengatakan kepada satuharapan.com seusai menjadi pembicara dalam Konferensi Pers ‘”Sun Life Financial Asia Health Index” pada Rabu (22/10).
Potensi ebola masuk Indonesia menurut Kartono dipengaruhi oleh faktor banyaknya pintu masuk sebagai akses.
“Indonesia kan pintunya begitu banyak, tidak hanya lewat bandara atau pelabuhan yang resmi, bisa juga pelabuhan-pelabuhan yang tidak resmi. Belum lagi orang-orang dari Afrika yang masuk ke sini sebagai imigran gelap. Jadi kalau potensi tetap ada, tapi berapa besar tidak tahu,” ujar Kartono.
Terkait penyebaran virus ebola, Kartono mengimbau upaya untuk memproteksi Indonesia dari ebola harus segera dilakukan.
“Karena sekarang sudah menjalar ke Eropa dan segala macam,” katanya.
Upaya proteksi kasus ebola di Indonesia kini baru sebatas pemasangan pemindai suhu saja di bandara, sedangkan peralatan khusus untuk menangani ebola belum disediakan. Untuk itu, masyarakat diminta untuk terus waspada karena ebola adalah penyakit menular yang kecepatan penularan dan kecepatan mematikannya mengerikan.
Hal efektif yang harus dilakukan oleh masyarakat sejak dini menurutnya ialah sosialisasi secara menyeluruh agar masyarakat waspada dan dapat memasang kuda-kuda.
Hingga saat ini, kesiapan Indonesia dalam menghadapi ebola masih cukup minim. Tenaga medis di Indonesia dinilai belum mampu menangani kasus ebola karena belum pernah ada kasus ini sebelumnya.
“Yang perlu kita pikirkan, tentara kita yang di di Afrika apakah mereka diawasi atau tidak,” kata Kartono.
Tentara memang selalu membawa tenaga medis, tetapi apakah tenaga medis Indonesia di Afrika ikut terjun dalam menangani ebola, Kartono mengaku belum mendapat informasi.
Kesadaran terhadap cepatnya penyebaran kasus ebola ini harus ditanamkan sejak awal untuk mencegah segala kemungkinan penularan virus ebola. Sementara itu, untuk pencegahan ringannya Kartono menyarankan agar masyarakat menghindari orang yang terinfeksi kasus ebola.
“Kalau ada keluarga dari luar negeri dan panas tinggi langsung dibawa ke rumah sakit. Jangan tunggu nanti-nanti,” Kartono mengimbau.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...