Dolar AS Melemah, Harga Emas Naik
Terkait Pandemi dan gejolak di Hong Kong tentang UU Keamanan Nasional China.
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para investor mencerna sejumlah data ekonomi terbaru Amerika Serikat.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,06 persen menjadi 98,3271.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1102 dari 1,1089 dolar AS pada sesi sebelumnya. Pound Inggris turun menjadi 1,2327 dari 1,2340 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia menguat menjadi 0,6664 dari 0,6658 dolar AS.
Dolar AS dibeli dengan 107,79 yen Jepang, lebih tinggi dari 107,64 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dengan franc Swiss, dolar AS turun menjadi 0,9617, dan turun dari dolar Kanada menjadi 1,3777.
Pelemahan greenback terjadi setelah data menunjukkan pengeluaran konsumen AS mengalami rekor penurunan lainnya pada April di tengah dampak dari pandemi COVID-19.
Pengeluaran konsumen AS jatuh 13,6 persen pada April setelah penurunan 6,9 persen pada Maret, Biro Analisis Ekonomi AS mengatakan pada Jumat (29/5/2020). Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan belanja konsumen akan anjlok 12,6 persen pada April.
Namun data juga menunjukkan pendapatan pribadi meningkat sebesar 10,5 persen pada April. Para analis pasar menghubungkan kenaikan itu dengan bantuan tunai pemerintah terkait COVID-19.
Beberapa data yang dirilis akhir-akhir ini menunjukkan pandemi telah melumpuhkan perekonomian terbesar di dunia tersebut.
Klaim pengangguran awal AS mencatat 2,123 juta pada pekan berakhir 23 Mei, kata laporan Departemen Tenaga Kerja hari Kamis (28/5/2020). Selama 10 pekan terakhir, lebih dari 40 juta orang Amerika telah mengajukan asuransi pengangguran.
Harga Emas Naik
Harga emas naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah kehati-hatian investor menunggu respons Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap UU keamanan nasional China untuk Hong Kong dan dampak potensial pada ekonomi global yang sudah rapuh.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terangkat sebesar 23,4 dolar AS atau 1,35 persen, dan ditutup di 1.751,7 dolar AS per ounce. Dan emas berjangka masih memberi keuntungan sebesar 3,4 persen selama bulan Mei.
"Anda akan terus melihat permintaan safe-haven (untuk emas) karena ketidakpastian tentang bagaimana ketegangan AS-China akan terjadi sangat tinggi," kata Edward Moya, seorang analis pasar senior di broker OANDA.
Namun keuntungan pasar saham cenderung membatasi momentum kenaikan emas, harga emas telah naik di tengah lingkungan pengambilan risiko (risk-on) dan penghindaran risiko (risk-off)," kata analis Standard Chartered Bank, Suki Cooper.
Indeks utama Wall Street jatuh pada Jumat (29/5/2020), memperkuat daya tarik emas. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 53,2 sen atau 2,96 persen, menjadi ditutup pada 18,499 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 6,5 dolar AS atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 874,6 dolar AS per ounce. (Reuters/Antara)
Editor : Sabar Subekti
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...