Dolar AS Sedikit Menguat Terhadap Mata Uang Asia Pasifik
TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Kurs dolar Amerika Serikat sedikit berubah terhadap sebagian besar mata uang Asia-Pasifik, pada hari Jumat (2/10), karena para pedagang valuta asing menunggu angka ketenagakerjaan AS yang diawasi secara ketat yang akan dirilis hari ini.
Sejumlah mata uang termasuk won Korea Selatan jatuh terhadap dolar, karena kebanyakan pasar ekuitas regional berhenti sejenak setelah mengalami reli dua hari menandai awal bulan ini.
Dengan para analis mengharapkan petunjuk segar dari laporan ketenagakerjaan AS tentang apakah Bank Sentral AS atau Federal Reserve akan mengubah kebijakan moneternya tahun ini, greenback naik tipis terhadap beberapa mata uang lainnya dari negara berkembang.
"Hari ini angka penggajian AS yang telah dicap sebagai `banyak dipantau` akan dirilis. Supaya adil, saya pikir para pedagang mengalami sedikit kelelahan dari peristiwa berisiko ini yang seharusnya membawa begitu banyak beban yang dapat mengubah lanskap investasi," kata Chris Weston, kepala strategi pasar di IG Markets.
Pasar ekuitas telah melihat lonjakan volatilitas karena Tiongkok secara tak terduga mendevaluasi mata uang yuan pada Agustus, memicu aksi jual kuartalan terbesar sejak 2011.
Gejolak di pasar keuangan adalah faktor kunci The Fed menunda menaikkan suku bunga mendekati nol pada September, namun investor masih memperkirakan kenaikan akan terjadi sebelum akhir tahun.
Won turun 0,35 persen terhadap unit AS, sedangkan ringgit Malaysia turun 0,29 persen, dolar Singapura melemah 0,20 persen, dan baht Thailand kehilangan 0,21 persen.
Mata uang Asia-Pasifik lainnya naik terhadap dolar: dolar `Aussie` maju 0,27 persen menjadi 70,49 sen AS, rupee India menguat 0,11 persen, dolar Taiwan naik 0,07 persen dan rupiah Indonesia naik 0,10 persen.
Dengan tingkat pengangguran diperkirakan berada dekat posisi terendah tujuh tahun, angka pengangguran yang kuat kemungkinan akan menambah panggilan untuk bank sentral AS mulai menaikkan suku bunganya secara bertahap, menempatkan tekanan lebih lanjut pada mata uang negara-negara berkembang karena investor mengambil uang mereka untuk mencari imbal hasil yang lebih baik di AS.
Unit AS naik menjadi 120,05 yen dari 119,93 yen pada Kamis sore di New York, sementara euro diperdagangkan di 1,1169 dolar dan 134,08 yen dari 1,1187 dolar dan 134,16 yen di perdagangan AS. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...