Dorong Produk UMKM RI Mendunia, Jokowi Temui Bos Alibaba
Presiden Joko Widodo dan pendiri sekaligus CEO Alibaba, Jack Ma, memiliki pandangan dan visi yang sama mengenai dukungan terhadap usaha mikro kecil dan menengah.
HANGZHOU, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo mendorong produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia untuk meningkatkan pemasarannya di kancah dunia, salah satunya di pasar Tingkok.
Dukungan tersebut dilakukan Jokowi dengan menemui CEO Alibaba Group, Jack Ma, di Alibaba Group Corporate Campus, di distrik Yu Hang, Kota Hangzhou, Republik Rakyat Tiongkok, pada hari Jumat (2/9).
Dalam kunjungan tersebut, Presiden dan Ibu Negara Iriana didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT Sugeng Rahardjo.
Rombongan Presiden meninjau sejumlah portofolio produk maupun layanan perusahaan Alibaba sekaligus melihat suasana kerja di kantor Alibaba. Presiden merasa perlu untuk mempelajari raksasa e-commerce tersebut agar dapat membantu memasarkan produk-produk ekonomi dari UKM dan kreator muda Indonesia di pasar Tiongkok.
Melalui pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dan Jack Ma, keduanya memiliki pandangan yang sama mengenai pengembangan usaha-usaha kecil dan menengah.
Menurut Jack Ma, usaha-usaha kecil haruslah diberi akses terhadap teknologi agar dapat berkembang lebih jauh. Hal tersebut merupakan pandangan yang juga disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam sejumlah kesempatan di Tanah Air.
"Jack Ma pribadi dan Presiden mempunyai pandangan yang sama tentang UKM. UKM itu harus diberdayakan untuk memanfaatkan teknologi ini. Visi dari Jack Ma itu juga sama, yakni bagaimana memfokuskan sasaran kepada UKM," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dalam keterangan persnya seusai acara.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana disambut langsung oleh pendiri Alibaba, Jack Ma beserta sejumlah pejabat tinggi Alibaba lain setibanya di lokasi. (Foto: Dok. BPMI)
Sebelum ini, antara Pemerintah Indonesia dan Alibaba sesungguhnya telah memiliki bentuk kerja sama untuk memasarkan produk Indonesia ke pasar Tiongkok. Produk-produk tersebut dipasarkan melalui salah satu platform layanan Tmall (sebelumnya bernama Taobao Mall) yang juga dimiliki Alibaba.
"Kita ini sudah kerja sama dengan Alibaba dalam platform namanya Tmall. Tmall itu adalah platform marketplace untuk Tiongkok. Masuklah namanya bagian dari itu Inamall, produk-produk Indonesia. Tapi produk Indonesia yang masuk saat ini adalah untuk yang large FMCG (fast moving consumer goods) seperti Kopi Kapal Api dan Indomie," kata Rudiantara.
Inamall sendiri merupakan bentuk kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Alibaba yang diinisiasi oleh Thomas Trikasih Lembong, yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Mulai beroperasi pada 8 Juli 2016, Inamall mencoba untuk menggenjot nilai ekspor dengan memasarkan produk-produk khas dari Indonesia ke pasar Tiongkok.
"Ini merupakan kelanjutan dari hubungan yang sudah kita jalin sewaktu saya masih menjadi Menteri Perdagangan," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong, yang turut memberikan keterangan.
Namun demikian, pemerintah rupanya bertekad untuk tak hanya menyasar pasar Tiongkok semata. Melalui layanan dari Alibaba lainnya, produk-produk UKM asal Indonesia diharapkan juga mampu menembus pasar internasional.
"Kemudian nanti UKM-UKM ini masuk juga ke AliExpress. AliExpress itu adalah platform yang sama dari Alibaba tapi untuk global. Jadi UMKM kita diharapkan tidak hanya menyasar pasar Tiongkok, tapi juga di luar Tiongkok," kata Rudiantara.
Tingkatkan Wisatawan Mancanegara
Sementara itu, Pemerintah Indonesia juga diketahui menjajaki kemungkinan kerja sama di bidang pariwisata dengan Alibaba. Berdasarkan keterangan Tom Lembong, Alibaba juga memiliki layanan yang dapat mendukung program pariwisata pemerintah.
"Tadi dibicarakan cukup panjang beberapa potensi kerja sama di sektor wisata, seperti misalnya Alibaba punya platform cukup besar untuk booking online travel," kata Tom.
Lebih lanjut, Rudiantara menyebut bahwa program peningkatan wisatawan Tiongkok yang dicanangkan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya, merupakan sebuah bisnis besar yang dapat meningkatkan devisa negara.
"Bayangkan, Pak Arief Yahya punya target satu juta wisatawan per tahun dari Tiongkok sampai dengan 2019. Kalau rata-rata mereka berkunjung selama lima hari dan menghabiskan per harinya 200 US$, artinya itu 1.000 US$. 1.000 US$ dikali 1 juta orang itu sudah 1 miliar US$. Itu bisnis yang sangat luar biasa besar. Ini akan ditindaklanjuti," kata Rudiantara.
Alibaba sendiri saat ini dikenal sebagai raksasa perdagangan elektronik (e-commerce) di RRT dan juga dunia. Bermula dari sebuah usaha rumahan sederhana pada tahun 1999, hanya butuh beberapa tahun bagi Alibaba untuk mendulang kesuksesan.
Dalam menjalankan bisnisnya, Alibaba memfokuskan layanannya untuk menghubungkan berbagai jenis usaha mikro kecil dan menengah agar mendapatkan konsumen dari dalam negeri dan juga seluruh dunia. Fokus lainnya adalah usaha yang dilakukan anak-anak muda.
“Kami tidak membeli barang untuk menjualnya, tapi kami membantu penjual UMKM memasarkan produknya dan membantu pembeli menemukan produk yang diinginkannya. Setelah 17 tahun, kini nilai total transaksi kami telah mencapai 500 miliar US$,” kata Jack Ma. (Setpres)
Editor : Sotyati
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...