Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 19:28 WIB | Sabtu, 05 Maret 2016

DPR Harap KTT OKI Bisa Menjawab Problematika Dunia Islam

Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Saleh Partaonan Daulay. (Foto: Dok.satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Saleh Partaonan Daulay mengatakan, Konferensi Tingkat Tinggi  (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam (OKI) pada 6-7 Maret diharapkan dapat menjawab berbagai problematika kekinian yang terjadi di dunia Islam.

Menurut Saleh, dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut sudah semestinya tidak hanya berupa pertemuan seremonial belaka. Apalagi, problematika dunia Islam hari ini semakin kompleks dan membutuhkan perhatian dan penyelesaian.

"Problematika dunia Islam itu banyak. Kalau tidak diperhatikan dan dicarikan solusinya, dunia Islam diyakini akan semakin tertinggal,” kata Saleh di Jakarta, hari Sabtu (5/3).

Menurut Saleh, isu-isu penting yang perlu dibicarakan dalam konferensi tersebut antara lain; pertama, tindak lanjut mewujudkan perdamaian dan kemerdekaan bagi bangsa Palestina. "Keterlibatan OKI dalam pembebasan Palestina adalah suatu keharusan. Sudah terlalu lama bangsa Palestina dirundung nestapa. Harus ada kebijakan strategis, holistik, komprehensif yang dimotori oleh negara-negara OKI."

Kedua, kata Saleh, arus dan gelombang demokratisasi yang terjadi di kawasan Timur Tengah harus berjalan secara damai. Konflik-konflik kepentingan yang terjadi pada tingkat internal dan eksternal negara-negara di kawasan itu tidak semestinya mengorbankan rakyat tidak berdosa.

Ketiga, lanjut Saleh perkembangan gerakan radikalisme dan terorisme yang disinyalir terjadi di dunia Islam harus ditangani secara baik. Perlu ada gerakan bersama untuk melawan radikalisme dan terorisme itu. OKI bisa memprakarsai gerakan tersebut dengan melibatkan negara-negara lainnnya.

Keempat, kata Saleh, peningkatan jumlah pengungsi dari kawasan Timur tengah ke Eropa, AS, Australia, dan Kanada pada titik tertentu bisa menimbulkan persoalan baru. Faktanya, ada banyak pengungsi yang menerima perlakuan tidak baik. Di samping itu, gelombang pengungsi telah menyuburkan gerakan Islamophobia di negara-negara tujuan pengungsi tersebut.

"Mumpung pelaksanaan KTT ini di Jakarta, Indonesia tentu bisa melakukan upaya-upaya diplomatik sehingga persoalan-persoalan tersebut bisa diatasi. Kita tidak boleh kehilangan momentum. Kalau semuanya bersatu, tentu ada jalan keluar dan solusi,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home