Loading...
INDONESIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 07:15 WIB | Senin, 08 Agustus 2016

DPRD Merauke Minta Pengawasan Lintas Batas Diperketat

Ilustrasi. Shabu dan butir ekstasi. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

MERAUKE, SATUHARAPAN.COM - Anggota DPRD Kabupaten Merauke, Provinsi Papua meminta pemerintah setempat bersama aparat meningkatkan pengawasan terhadap pelintas batas RI-Papua Nugini (PNG) dan barang-barang bawaan khususnya di wilayah Sota, Merauke.

Pengawasan selama ini sudah cukup baik cuma perlu ditingkatkan karena ganja yang masuk ke Indonesia ini sudah cukup meresahkan, kata Anggota DPRD Merauke Fransiskus Sirfefa di Merauke, hari Senin (8/8).

Pengawasan yang ketat, kata dia, bisa menekan penyebaran narkoba jenis ganja yang sebagian besar datang dari PNG, serta mencegah penyalahgunaan barang haram itu di kalangan generasi penerus bangsa.

Kondisi seperti ini cukup memprihatinkan karena ruangnya terbuka. Akses mereka masuk itu mudah sekali. Ini korbannya adalah masyarakat kami yang ada di Merauke, ujarnya.

Ketua Komisi B DPRD itu menambahkan, petugas yang berjaga di perbatasan harus menekan ruang gerak pelintas batas yang tidak memiliki izin, baik yang masuk dari PNG demikian sebaliknya dari Indonesia.

Pos lintas batas ini harus lebih tertib sehingga keluar masuknya orang paling tidak ada pemeriksaan. Demikian pula dengan orang yang dari Merauke, dia juga tidak seenaknya masuk ke sana.

Sebelumnya, BNN Papua menggelar operasi gabungan di kampung "Vietnam", Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura dan berhasil mengamankan delapan warga Papua Nugini serta 2,5 gram ganja dan 40 butir amunisi.

Kepala BNN Papua Jackson Lapolonga seusai pelaksanaan operasi mengakui, kawasan kampung "Vietnam" merupakan kampung yang dikenal sebagai kawasan rawan bagi masuknya narkoba jenis ganja dari PNG.

Karena itu saat menggelar operasi pihaknya melibatkan berbagai unsur selain polisi dan TNI baik TNI AD maupun TNI AL juga imigrasi dan Satpol pp dengan jumlah anggota yang terlibat mencapai 250 orang.

Dari operasi tersebut, kata Jackson Lapolonga, anggota juga menyita berbagai peralatan elektronika yang diduga hasil curian yang nantinya dibarter dengan ganja. "Hasil operasi cukup berhasil karena kampung Vietnam selama ini dianggap rawan berbagai tindak kriminal sehingga saat menggelar dikawal secara ketat guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Lapolonga.

Ketika ditanya tentang bocornya rencana operasi, Jackson yang didampingi Wadir Narkoba Polda Papua AKBP Napitupulu mengakui, kemungkinan itu bisa saja terjadi apalagi sempat ada perahu motor yang keluar dari perkampungan yang berada diatas pantai yang terletak dikawasan Argapura Bawah.

Namun hasil yang diperoleh membuktikan kawasan tersebut memang menjadi salah satu lokasi yang menjadi tempat peredaran narkoba.

Bahkan dari dalam satu rumah penduduk yang sudah ditinggalkan penghuninya nampak boks yang sebelumnya diisi ganja beserta plastik bening yang digunakan mengisi ganja sebelum diedarkan.

"Petugas sempat membuka paksa rumah tersebut namun penghuninya sudah kabur dan dari rumah itu juga ditemukan telepon selular yang diduga hasil curian dan nantinya dibarter dengan ganja," kata Jackson Lapolonga.

Kedelapan WN PNG yang diamankan masing masing Lapung, Steven (28), Jerry (35), Jorge Steven (18), Martin Lauren (38), Youwe (25), Raindogs (29) dan Elisabeth (25) masih diamankan di BNN Papua. (Ant)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home