DPRD Pertanyakan Pembelian Solar Pompa Air Rp 15 Miliar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Fraksi Nasdem, Bestari Barus mempertanyakan alokasi anggaran yang mencapai Rp 15 miliar untuk pembelian bahan bakar pompa banjir di Aliran Barat, Aliran Tengah, dan Aliran Timur.
Dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Plafon Priorioritas Anggaran Sementara (PPAS) oleh tim badan anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI terhadap Dinas Tata Air DKI, besarnya anggaran ini dipertanyakan karena sejatinya kebutuhan untuk banjir ini tak tentu.
Dari draft yang diajukan, pada pagu pengadaan bahan bakar minyak dan pelumas untuk pintu air dan saringan sampah di Aliran Barat dianggarkan senilai Rp 4,9 miliar. Di Aliran Timur dianggarkan Tp 5,5 miliar, sedangkan di Aliran Tengah dianggarkan Rp 4,9 miliar.
Dalam draft tersebut memang tak diperinci jumlah liter solar untuk kebutuhan pompa yang dimaksud. Anggaran ini dinilai masih gelondongan dan menimbulkan spekulasi. Terlebih, belum jelas anggaran yang diajukan ini mampu membeli berapa liter solar untuk banjir berapa lama.
Kepala Bidang Aliran Barat, Duddy Gordesi, mengatakan anggaran ini dipergunakan bila banjir menggenang ibu kota kurang lebih selama sepekan. "Banjir kan tidak dapat diprediksi," ujar dia.
Sementara, solar digunakan agar listrik PLN tetap menyala dan pompa tetap berjalan saat banjir. Dinas Tata Air memghindari listrik mati yang menyebabkan pompa berhenti beroperasi seperti kejadian Februari lalu.
"Kalau memang dibutuhkan, bisa dianggarkan lebih. Lalu kalau memang menggunakan listrik, kenapa nggak beli genset yang bagus agar persediaanya bagus? Nanti jangan alasannya nggak punya anggaran untuk beli genset," ujar Bestari.
Editor : Bayu Probo
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...