Drone Meledak di Markas Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Sebuah alat peledak yang dibawa oleh pesawat tak berawak meledak pada hari Minggu (31/7) di markas Armada Laut Hitam Rusia, melukai enam orang, kata para pejabat.
Ledakan di markas besar di kota Sevastopol di semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada tahun 2014 menyebabkan pembatalan perayaan Hari Angkatan Laut Rusia.
Layanan pers Armada Laut Hitam mengatakan pesawat tak berawak itu tampaknya buatan sendiri. Ini menggambarkan alat peledak "berdaya rendah," tetapi wali kota Sevastopol, Mikhail Razvozhaev, mengatakan enam orang terluka dalam ledakan itu.
Tidak ada informasi langsung di mana drone memulai penerbangannya. Sevastopol terletak sekitar 170 kilometer (100 mil) selatan daratan Ukraina dan pasukan Rusia menguasai sebagian besar wilayah daratan di sepanjang Laut Hitam.
Pertempuran berlanjut di tempat lain di Ukraina. Walikota kota pelabuhan utama Mykolaiv, Vitaliy Kim, mengatakan penembakan itu menewaskan salah satu orang terkaya Ukraina, Oleksiy Vadatursky, dan istrinya. Vadatursky memimpin produksi biji-bijian dan bisnis ekspor.
Di wilayah Sumy di utara Ukraina, dekat perbatasan Rusia, penembakan menewaskan satu orang, kata pemerintah daerah.
Tiga orang tewas dalam serangan pada hari terakhir di wilayah Donetsk, yang sebagian berada di bawah kendali pasukan separatis Rusia, kata gubernur Pavlo Kyrylenko.
Serangan dari Wilayah Pasukan Rusia
Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy, mengatakan hari Minggu di Twitter bahwa gambar sebuah penjara di mana setidaknya 53 tahanan perang Ukraina tewas dalam ledakan pada hari Jumat (29/7) menunjukkan bahwa ledakan itu berasal dari dalam gedung di Olenivka, yang berada di bawah kendali Rusia. .
Pejabat Rusia mengklaim gedung itu diserang oleh Ukraina dengan tujuan membungkam tawanan perang yang mungkin memberikan informasi tentang operasi militer Ukraina.
Foto satelit yang diambil sebelum dan sesudah serangan menunjukkan bahwa sebuah bangunan kecil berbentuk persegi di tengah kompleks penjara Olenivka dihancurkan, atapnya menjadi serpihan.
Podolyak mengatakan gambar-gambar itu dan kurangnya kerusakan pada struktur yang berdekatan menunjukkan bahwa bangunan itu tidak diserang dari udara atau artileri dan berpendapat bahwa buktinya konsisten dengan bom hiperbarik yang meledak di dalamnya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...