Loading...
DUNIA
Penulis: Sotyati 23:07 WIB | Minggu, 08 Desember 2013

Dua Penyiar Korban Penembakan Kelompok Bersenjata di Filipina

Michael Diaz Milo bersama anaknya Veni Vidi Vici dan Mahatma. (Foto: inquiernews.com)

BUTUAN, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pria bersenjata menembak mati seorang penyiar radio di Filipina selatan dalam aksi pembunuhan kedua dalam sepekan, kata kepolisian pada Minggu (8/12).

Pembunuhan terhadap Micheal Diaz Milo, pembawa acara dari acara radio harian sekaligus direktur program radio DXFM, lebih lanjut memperburuk citra Filipina sebagai salah satu tempat paling berbahaya bagi jurnalis.

Committee to Protect Journalists (Komite Perlindungan untuk Jurnalis/CPJ) yang berbasis di New York menempatkan Filipina sebagai negara terburuk ketiga dalam indeks impunitas negara yang gagal memerangi aksi kekerasan terhadap pers.

Milo (34) mengendarai sepeda motornya di kota pesisir Tandag pada Jumat (6/12) malam saat beberapa pria yang mengikutinya, juga berkendara sepeda motor, menembaknya di kepala, kata sebuah laporan kepolisian.

Polisi belum dapat memberikan alasan motif pembunuhan tersebut, namun kepala operasi stasiun radio itu, King De La Rosa, mengatakan Milo sebelumnya sempat memberitahu bahwa ia menerima ancaman kematian, meskipun ia tidak mengatakan siapa yang mengirimnya.

Korban telah menjadi pembawa acara dalam acara radio harian pada isu-isu pengobatan alternatif dan lokal di Tandag, kota perikanan dan pertanian kecil di pulau bagian selatan yang bermasalah, Mindanao.

Pembunuhan Milo terjadi sepekan setelah pembawa acara lain, Joas Dignos, juga ditembak mati oleh pembunuh berkendara sepeda motor di Mindanao.

Kejadian tersebut menjadi aksi pembunuhan terbaru dalam serangkaian pembunuhan tak teratasi terhadap jurnalis di Filipina.(AFP/Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home