Dua Prajurit Terbunuh di Thailand bagian Selatan
YALA, THAILAND, SATUHARAPAN.COM – Dua pria bersenjata membunuh dua prajurit di Provinsi Pattani, selatan Thailand.
Seperti tertuang channelnewsasia.com Sabtu (30/5), menurut penuturan polisi setempat, Kolonel Prabpal Mingmongkol - dengan berdasar kepada kesaksian penduduk setempat yang menolak disebut namanya - melihat pelaku yakni dua orang laki-laki dengan menggunakan senjata dan membunuh dua anggota militer tersebut terbunuh saat berpakaian sipil dibunuh dan sedang berboncengan sepeda motor di sore hari di distrik Kapor, Provinsi Pattani, Thailand Bagian Selatan. Penyerang kemudian merampas senapan milik prajurit tersebut.
Konflik berdarah di wilayah Selatan Thailand setidaknya, menurut catatan Deutsche Welle, telah merenggut nyawa lebihdari lebih dari 6.500 orang, sebagian besar warga sipil sejak 2004.
Kekerasan terjadi di sebagian besar Provinsi Pattani, Yala, dan Narathiwat, provinsi dengan mayoritas muslim di negara Thailand yang didominasi kaum Buddha.
Perlawanan terhadap pemerintah pusat telah ada sejak beberapa dekade terakhir. Pada awal bulan ini, 18 orang terluka akibat serangkaian serangan bom di Yala.
Pemerintah militer Thailand mengatakan mereka mulai menerapkan strategi baru, termasuk mengumpulkan DNA, untuk menumpas pemberontakan. Namun pengacara dan aktivis mengatakan pengumpulan DNA sebagai strategi pemerintah justru akan semakin meminggirkan warga setempat.
Menurut Deutsche Welle di Thailand bagian Selatan sering terjadi perang saudara yang semakin lama semakin brutal – dengan mengutip laporan organisasi International Crisis Group (ICG) dalam laporan yang dikeluarkan Desember 2012 – sejak rangkaian aksi kekerasan mulai terjadi lagi pada 2004, sudah sekitar 5300 orang tewas.
Sekitar dua juta penduduk hidup di ketiga provinsi selatan itu. Mayoritas penduduknya, sekitar 80 persen, berasal dari bangsa Melayu dan beragama Islam. Di Thailand yang berpenduduk sekitar 66 juta orang, mereka adalah kelompok minoritas. Mayoritas warga Thailand beragama Budha. Dulunya, selama ratusan tahun kawasan selatan Thailand merupakan wilayah Kesultanan Pattani yang berdiri sendiri. Sejak tahun 1902 wilayah Pattani berada dibawah pengelolaan pemerintah kerajaan Thailand.
Jim Della Giacoma dari ICG mengatakan, tujuan kelompok gerilyawan separatis masih belum jelas. Gerakan separatis itu memang terdiri dari beberapa kelompok.
”Yang kita lihat disini adalah gerakan perlawanan kelompok-kelompok Islam Melayu. Mereka berjuang di Selatan untuk hak menentukan nasib sendiri. Tapi masih belum jelas, apakah mereka menuntut kemerdekaan dari Thailand, suatu hal yang tidak realistis, atau mereka ingin langkah demi langkah mencapai otonomi yang lebih besar,” kata Della Giacoma. (channelnewsasia.com/dw.de).
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...