Dua Warga Dibunuh Orang Mengaku ISIS, Belgia dan Swedia Dalam Siaga Teroris
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM-Dua warga negara Swedia ditembak mati dan yang ketiga terluka di pusat kota Brussels pada hari Senin (16/10) malam, dan seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) mengaku bertanggung jawab dalam sebuah video yang diposting online.
Tersangka penyerang melarikan diri dari tempat kejadian setelah penembakan terjadi ketika pertandingan sepak bola antara tim Belgia dan Swedia akan segera dimulai, memicu perburuan besar-besaran dan mendorong Belgia untuk meningkatkan kewaspadaan teror ke tingkat tertinggi.
Jaksa federal Belgia mengatakan tidak ada bukti bahwa penyerang, yang masih berkeliaran, memiliki kaitan dengan konflik baru antara Israel dan militan Palestina.
Tersangka penyerang, yang menyebut dirinya Abdesalem Al Guilani, mengklaim dalam sebuah video di media sosial bahwa dia adalah “pejuang Allah”. Jaksa federal mengatakan korban ketiga, yang terluka namun tidak dalam kondisi mengancam nyawa, adalah seorang sopir taksi.
Mereka meminta warga di Brussel untuk tetap tinggal di dalam rumah sampai ancaman tersebut berakhir. Staf Komisi Eropa juga disarankan untuk tetap berada di dalam rumah.
Swedia pada bulan Agustus meningkatkan kewaspadaan terornya ke tingkat tertinggi kedua, dan juga memperingatkan peningkatan ancaman terhadap kepentingan Swedia di luar negeri, setelah pembakaran Al-Quran dan tindakan lain di Swedia yang menentang kitab suci Islam yang membuat marah umat Islam dan memicu ancaman dari para ekstremis.
Perdana Menteri Belgia, Alexander de Croo, mengonfirmasi di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa para korban adalah orang Swedia.
“Saya baru saja menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada PM Swedia menyusul serangan mengerikan yang terjadi malam ini terhadap warga Swedia di Brussels,” kata de Croo di X.
“Pikiran kami tertuju pada keluarga dan teman-teman yang kehilangan orang yang mereka cintai. Sebagai mitra dekat, perang melawan terorisme adalah upaya bersama,” katanya.
Menteri Kehakiman Swedia, Gunnar Strommer, mengatakan kepada Reuters: “Malam ini kami menerima kabar buruk dari Brussel. Kantor Pemerintah dan otoritas terkait bekerja secara intensif untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang apa yang terjadi.”
Pemerintah Swedia telah menghubungi pihak berwenang Belgia untuk mencari informasi lebih lanjut, tambahnya.
Semua warga Swedia di Belgia akan menerima pesan teks yang dikirim ke ponsel mereka yang mendesak mereka untuk waspada dan mengikuti instruksi dari otoritas Belgia, kata Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, dalam sebuah pernyataan.
Menteri Dalam Negeri Belgia mengatakan bahwa “karena kemungkinan adanya motif teroris di pihak pelaku, penyelidikan berada di tangan kantor kejaksaan federal.
“Langkah-langkah yang diperlukan saat ini sedang diambil untuk melacak pelaku dan memastikan keamanan di dalam dan sekitar Stadion King Baudouin. Belasungkawa kami sampaikan kepada para korban dan keluarga mereka.”
Salah satu surat kabar Belgia menyebutkan kemungkinan besar korbannya adalah dua orang suporter sepak bola. Belgia akan menjamu Swedia dalam pertandingan kualifikasi Euro 2024 pada hari Senin malam. Pertandingan dihentikan pada babak pertama karena alasan keamanan.
Penembakan itu terjadi di saat meningkatnya kekhawatiran keamanan di beberapa negara Eropa terkait konflik Israel-Hamas. Prancis mengerahkan 7.000 tentara tambahan di jalan-jalannya setelah seorang guru ditikam hingga tewas pada hari Jumat (13/10) dalam serangan yang dikutuk oleh Presiden Emmanuel Macron sebagai “terorisme Islam yang biadab.”
Seorang juru bicara kepolisian Belgia mengkonfirmasi pada hari Senin (16/10) bahwa dua orang tewas dalam insiden penembakan di dekat pusat ibu kota Belgia, di area yang berbeda dari stadion, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Rekaman video yang diposting di situs surat kabar Het Laatste Nieuws menunjukkan seorang pria berjaket oranye mengendarai skuter di persimpangan jalan dengan senapan, mula-mula melepaskan dua tembakan, lalu tiga tembakan lagi, kemudian berlari ke dalam gedung, melepaskan dua tembakan lagi, pergi, mengambil beberapa langkah mundur lagi dan memotret sekali lagi.
Salah satu surat kabar Belgia mengatakan seorang saksi mengatakan penembak meneriakkan “Allahu Akbar” sebelum tembakan dilepaskan.
Dalam pesan video yang direkam oleh pelaku yang mengaku dirinya, dia berkata: “Salam Islami Allahu Akbar. Nama saya Abdesalem Al Guilani dan saya seorang pejuang untuk Allah. Saya dari Negara Islam. Kita mencintai orang yang mencintai kita dan kita membenci orang yang membenci kita. Kami hidup untuk agama kami dan kami mati untuk agama kami. Alhamdulillah. Adikmu membalas dendam atas nama Muslim. Saya telah membunuh tiga orang Swedia sejauh ini Al hamdoulelah. Tiga Swedia, ya. Mereka yang telah berbuat salah kepada saya, semoga mereka memaafkan saya. Dan saya memaafkan semua orang. Salam Aleykoum.”
Prancis memperketat kontrol di perbatasan dengan Belgia setelah serangan mematikan di Brussels, kata media Belgia.
Pusat krisis Belgia memperingatkan masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak perlu ke ibu kota. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Jaga Imun Tubuh Atasi Tuberkulosis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P...