Dua Wartawan AP Ditembak di Afganistan
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Seorang jurnalis foto meninggal dan seorang reporter terluka dalam penembakan oleh seorang polisi Afghanistan di bagian timur negara itu, hari Jumat (4/4), sehari sebelum pemilihan presiden Afganistan.
Wartawan yang ditembak aadalah Anja Niedringhaus (48 tahun) warga negara Jerman dan bekerja sebagai fotografer untuk Associated Press, kata kantor berita itu seperti dikutip sejumlah media. Sementara itu, reporter AP, Kathy Gannon, asal Kanada, terluka dalam serangan tersebut.
"Anja dan Kathy bersama-sama telah menghabiskan bertahun-tahun di Afghanistan untuk meliput konflik dan rakyat di sana. Anja adalah wartawan yang dinamis sangat dicintai karena wawasannya yang tampil dalam karya foto jurnalistiknya. Dia berhati hangat dan bahagia dalam kehidupan. Kami sedih dan kehilangan," kata Executive Editor AP, Kathleen Carroll, yang berbicara di New York.
Kantor berita ini, seperti dikutip Al Jazeera, melaporkan bahwa keduanya bepergian dalam konvoi bersama petugas pemilu dari pusat kota Khost ke kawasan pinggiran di distrik Tani. Konvoi dilindungi oleh Tentara Nasional Afghanistan dan polisi Afghanistan. Mereka berada di mobil mereka sendiri dengan wartawan freelance dan sopir.
Menurut wartawan freelance yang bersama mereka, mereka tiba di kompleks kantor distrik yang dijaga ketat sesaat sebelum kejadian.
Saat mereka duduk di dalam mobil menunggu konvoi bergerak, seorang komandan satuan polisi bernama Naqibullah berjalan menuju mobil mereka, dan menembaki mereka di kursi belakang dengan senjata AK 47. Penembak kemudian menyerahkan diri kepada polisi lain dan ditangkap.
Ancaman Taliban
Pemilihan persiden dan dewan provinsi di Afganistan akan diselenggarakan hari Sabtu (5/4) besok, dan berlangsung dalam ancaman serangan oleh Kelompok Taliban. Provinsi Khost pada hari Jumat mesorot karena keamanan yang buruk menjelang pemilu, di mana Taliban telah bersumpah untuk mengganggu, mengancam akan menyerang dengan mengggunakan "semua kekuatan yang diperlukan".
Sebelumnya, wartawan asal Swedia, Nils Horner, dibunuh pada siang bolong di distrik diplomatik Kabul yang dijaga dengan patroli yang ketat.
Komite untuk Projek Jurnalis mengatakan bahwa wartawan yang beroperasi di Afghanistan berada di bawah "tekanan." Mereka terancam yang datang dari "pemerintah, militer, organisasi keamanan negara, kelompok-kelompok pemberontak, dan agen kekuatan regional, serta kelompok etnis berupaya meraik kekuasaan kembali".
Pemilu Pertama
Afganistan akan menyelenggarakan Pemilihan Umum besok, Sabtu (5/4), yang merupakan proses pergantian kekuasaan pertama secara demokratis bagi negara yang telah beberapa dekade dilanda konflik bersenjata. Namun ancaman keamanan merupakan hal yang serius, terutama dari kelompok Taliban.
Sebelumnya diberitakan bahwa kantor komisi pemilu independen (Independent Election Commission / IEC) diserang dengan bom dan tembakan, dan beberapa hari lalu kandidat dewan provinsi diculik oleh kelompok Taliban.
Pemilu ini akan memilih presiden yang akan menggantikan Hamid Karzai yang kekuasaannya berakhir pada Agustus mendatang, serta memilih dewan provinsi. Sekitar 12 juta dari sekitar 20 warga Afganistan yang mempunyai hak memilih akan menentukan presiden Afganistan pertama yang dipilih secara demokratis dari 11 kandidat yang tampil. Mereka akan menyampaikan suara pada sekitar 6.000 tempat pemungkutan suara.
Beberapa nama kandidat yang akan tampil adalah Abdullah Abdullah, Ashraf Ghani Ahmadzai, Qayoum Karzai (saudara Hamid Karzai), Nader Naim, Abdul Rasul Sayyaf, Zalmay Rassoul, dan Gul Agha Sherzai.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...