Dubes China Ancam Boikot Perdagangan Australia
Respon China atas seruan Australia untuk penyelidikan asal virus corona di China.
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM-Duta Besar China untuk Australia memperingatkan bahwa permintaan penyelidikan terhadap penyebaran virus corona dapat menyebabkan boikot konsumen terhadap anggur Australia.
Australia bergabung dengan Amerika Serikat yang menyerukan penyelidikan menyeluruh tentang bagaimana virus itu berubah dari epidemi lokal di China tengah menjadi pandemi yang telah menewaskan lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia, memaksa miliaran orang dalam isolasi dan meruntuhkan ekonomi global.
Dalam ancaman terselubung, duta besar China, Cheng Jingye, memperingatkan bahwa dorongan untuk pemeriksaan independen terhadap asal-usul wabah itu berbahaya. "Publik China frustrasi, dan kecewa dengan apa yang sedang dilakukan Australia sekarang," katanya dalam sebuah wawancara dengan Australian Financial Review yang diterbitkan pada hari Minggu (26/4).
"Jika suasana berubah dari buruk menjadi lebih buruk, orang akan berpikir mengapa kita harus pergi ke negara yang tidak begitu ramah pada China? Para wisatawan mungkin memiliki pemikiran kedua," katanya.
“Terserah orang untuk memutuskan. Mungkin orang awam akan berkata “Mengapa kita harus minum anggur Australia? Makan daging sapi Australia?"
Cheng juga mengancam aliran mahasiswa China ke universitas-universitas Australia, sumber pendapatan utama yang sudah terancam oleh pembatasan perjalanan pandemi. "Para orangtua mahasiswa juga akan berpikir apakah tempat yang mereka temukan tidak begitu ramah, bahkan bermusuhan, apakah ini tempat terbaik untuk mengirim anak-anak mereka ke sini," katanya.
Hubungan China - Australia
Komentar itu menandai peningkatan yang signifikan dalam ketegangan antara Beijing dan Canberra, yang hubungannya sudah tegang. Hal itu juga mencerminkan kesediaan generasi baru diplomat China untuk secara agresif dan secara terbuka mendorong kepentingan Partai Komunis, menggunakan kekuatan ekonomi China sebagai pengaruh jika perlu.
Para ahli mengatakan penyelidikan penuh terhadap wabah virus corona dapat memicu pengawasan terhadap penguasa China dan tanggapan mereka terhadap krisis, dan membuka pintu bagi jenis kritik terhadap Partai di negara itu yang jarang ditoleransi.
Cheng juga menuduh Australia menggemakan poin pembicaraan dari Amerika Serikat. "Beberapa orang berusaha menyalahkan China atas masalah mereka dan mengalihkan perhatian," katanya. "Ini semacam kaki tangan untuk pernyataan yang dibuat oleh beberapa pasukan di Washington." (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...