Dubes Palestina: Israel Harus Tanggung Akibat
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Israel akan menanfggung akibat jika tidak mengindahkan seruan internasional untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina, kata utusan Palestina untuk PBB, kepada Dewan Keamanan.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, hari Rabu (19/10) menuduh Israel mengikis prospek masa depan negara Palestina dan menciptakan realitas negara yang sama dengan apartheid (pemisahan atas dasart ras-Red.)
"Seruan global untuk penghentian kegiatan permukiman Israel dan kejahatan terhadap rakyat Palestina harus didukung dengan langkah praktis yang serius untuk memaksa Israel mematuhinya," kata Mansour dalam perdebatan dewan tentang Timur Tengah.
"Harus ada konsekuensi jika Israel terus melanggar hukum internasional," kata Mansour seperti dikutip AFP.
Rencana Resolusi
PBB menyatakan bahwa pemukiman Yahudi itu ilegal dan telah berulang kali menyerukan Israel untuk menghentikannya. Namun para pejabat PBB telah melaporkan terjadinya lonjakan konstruksi selama beberapa bulan terakhir.
Utusan PBB, Nickolay Mladenov, mengatakan kepada dewan bahwa Israel menekan maju dengan pemukiman baru. Dan baru-baru ini membangun 98 unit dari 300 unit perumahan di Shilo, di Tepi Barat.
Mladenov mengatakan pembangunan ini akan "membuat pemisahahan antara wilayah utara dan selatan dari Tepi Barat dan membahayakan kesatuan negara Palestina di masa depan."
Sementara itu, Pemerintah negara-negara Arab sedang membahas usulan rancangan resolusi Dewan Keamanan yang menuntut penghentian permukiman Israel. Upaya yang sama telah dilakukan namun gagal karena veto oleh Amerika Serikat pada tahun 2011.
Menteri-menteri negara Arab akan bertemu pada akhir bulan ini di Kairo untuk memutuskan apakah akan bergerak maju dengan tindakan itu dan menyampaikannya kepada dewan.
Resolusi UNESCO
Duta Besar Israel, Danny Danon, tidak menyebutkan permukiman dalam sambutannya di depan Dewan Keamanan, tapi lwebih menyoroti tentang resolusi UNESCO yang dinilai sepihak terhadap Israel.
Danon mengkritik resolusi yang diadopsi pekan ini di badan kebudayaan PBB, UNESCO, yang mengecam tindakan Israel membatasi akses ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, yang dikenal sebagai Temple Mount Yahudi.
"Upaya untuk memutus kami dari Tanah Air kita dan warisan kami tidak akan berhasil. Kami akan tetap di tanah kami dan di ibu kota kami Yerusalem, selamanya," kata Danon.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...