Ebola, Gubernur New York Ingin Mengarantina Petugas Kesehatan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Gubernur Andrew Cuomo M pada Minggu (26/10) merevisi kebijakan untuk mengarantina petugas kesehatan yang bertugas di negara-negara berkasus ebola.
Cuomo mengatakan pekerja perawatan kesehatan yang telah melakukan kontak dengan pasien yang terjangkit virus ebola, tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala tertulas virus tersebut, dapat kembali ke rumah. Tetapi, petugas akan dikarantina jika ia menunjukkan gejala tertular virus mematikan tersebut.
"Ini tugas yang paling sulit," kata Cuomo dalam konferensi pers Minggu (26/10) malam waktu setempat dengan Wali Kota New York Bill de Blasio. Cuomo mengatakan orang-orang yang dikarantina di rumah akan dapat berinteraksi dengan anggota keluarga, sementara petugas kesehatan akan datang tanpa pemberitahuan dua kali sehari untuk memantau kesehatan mereka.
Di New Jersey, seorang pekerja medis dikarantina setelah merawat korban ebola di Afrika Barat meski ia dinyatakan negatif ebola. Ia akan terus dikarantina selama 21 hari. Hal ini merupakan bentuk kebijakan baru.
Cuomo mengatakan, jika seseorang tiba di kota tersebut tanpa gejala dan tidak pernah berkontak langsung dengan penderita ebola, ia akan terbebas dari "kurungan rumah" itu. Namun, Cuomo menegaskan negara akan membantu meringankan beban petugas kesehatan apabila ia dikarantina. Ia akan tetap diberi kompensasi saat masa karantina.
"Saya mengerti beberapa orang percaya 21 hari di karantina adalah beban. Saya akan meminta kerja sama dan pemahaman mereka mengingat apa yang kita lakukan adalah upaya untuk penyeimbangan," ujar Cuomo.
Sementara itu, Obama pada Minggu (26/10) mengatakan keprihatinan atas kebijakan Cuomo dan Christie perihal konsekuensi kebijakan karantina. Presiden Obama mengatakan Amerika Serikat harus berpegang pada fakta-fakta, serta tidak boleh takut menghadapi ebola.
"Kami telah membiarkan gubernur New York, New Jersey dan negara-negara lain tahu bahwa kita memiliki kekhawatiran dengan konsekuensi yang tidak diinginkan. Kebijakan itu tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan,” katanya.
Anthony S Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular sangat keberatan dengan kebijakan karantina itu. Dia mengatakan pengiriman relawan Amerika ke negara-negara seperti Liberia, Guinea, dan Sierra Leone sangat penting untuk memerangi virus di sana.
"Cara terbaik untuk melindungi kita adalah menghentikan epidemi di Afrika, dan kita perlu pekerja kesehatan sehingga kita tidak ingin menempatkan mereka dalam posisi tidak nyaman itu. Sangat tidak nyaman bagi mereka," kata Fauci. (washingtonpost.com)
Editor : Sotyati
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...