Ebola Merebak, Sistem Kesehatan Liberia Kacau
LIBERIA, SATUHARAPAN.COM - Sistem kesehatan Liberia terguncang, sebagai dampak dari bencana wabah Ebola, ungkap Menteri Informasi Liberia, Lewis Brown kepada BBC.
Banyak rumah sakit ditutup, dan petugas kesehatan terlalu takut untuk bekerja, karena 60% dari kasus kematian akibat Ebola di Liberia, terjadi di antara petugas medis.
Brown mengatakan, ada laporan obat-obatan untuk penyakit lain seperti Malaria, dijarah dari apotek karena banyak warga Liberia takut untuk datang ke rumah sakit.
Warga khawatir akan terserang wabah Ebola di rumah sakit.
Status darurat
Sementara itu, Badan Kesehatan Umum Nasional Amerika, CDC, (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), mengumumkan hari Kamis (7/8) waktu setempat, mereka akan segera memiliki lebih dari 50 ahli di Afrika Barat, dimana virus Ebola telah menewaskan lebih dari 900 orang.
Liberia berada pada status darurat, dalam menghadapi wabah penyebaran virus Ebola.
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf,mengatakan, status darurat akan diberlakukan selama 90 hari, dan pada periode itu, beberapa hak sipil mungkin harus dibekukan.
Sejauh ini, belum ada obat atau vaksin untuk mengobati pasien yang terkena virus ebola.
Namun, seorang pasien memiliki peluang hidup lebih tinggi apabila menerima pengobatan pada stadium awal. (BBC.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...