PBB Desak Perpanjangan Gencatan Senjata Gaza, Hamas Menolak
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – PBB pada Kamis (7/8) mendesak perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sehingga memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza, beberapa jam sebelum gencatan senjata tiga hari dijadwalkan akan berakhir.
Namun, juru bicara dari sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam menolaknya. Itu tergantung hasil pembicaraan di Kairo, Kata dia.
“Gencatan senjata 72 jam antara Israel dan beberapa faksi Palestina yang diberlakukan pada 5 Agustus harus dilanjutkan,” ungkap koordinator kemanusiaan PBB untuk Palestina James Rawley dalam sebuah pernyataan.
“Kami perlu mempercepat respons untuk memenuhi kebutuhan rakyat di Gaza sekarang dan dalam jangka panjang, tapi untuk melakukan itu, kami perlu penghentian aksi kekerasan secara berkelanjutan,” tutur Rawley dalam sebuah pernyataan.
Gencatan senjata tiga hari yang mengakhiri empat pekan pertumpahan darah antara Israel dan Hamas yang menewaskan 1.886 warga Palestina dan 76 orang dari pihak Israel itu akan berakhir pada pukul 0500 GMT pada Jumat.
Kekhawatiran bahwa pertempuran akan berlanjut kian meningkat pada Kamis malam, setelah kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan untuk melanjutkan gencatan senjata, dengan Palestina menuduh Israel “menunda-nunda” dan Hamas mengancam akan memperbarui serangannya jika tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Pernyataan PBB mencatat bahwa meski sekitar 520.000 warga Palestina yang mengungsi selama pertempuran telah kembali ke rumah mereka, perkiraan awal mengindikasikan bahwa lebih dari 10.000 unit rumah hancur atau rusak parah, menyebabkan 65.000 orang kehilangan rumah.
Hamas akan Lanjutkan Perang
Seorang juru bicara dari sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, pada Kamis memperingatkan pertempuran terbaru dengan Israel jika pembicaraan di Kairo untuk memperpanjang gencatan senjata 72 jam di Gaza gagal.
“Kami meminta kepada delegasi Palestina untuk tidak menerima gencatan senjata, kecuali jika mereka memenuhi permintaan dari rakyat kami,” kata seorang juru bicara yang menggunakan nama perang Abu Obeida dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, menambahkan bahwa para pejuang Hamas “siap untuk kembali berperang.”
Gencatan senjata selama tiga hari tersebut mengakhiri empat pekan pertumpahan darah antara Israel dan Hamas yang menewaskan 1.886 orang dari pihak Palestina dan 67 di pihak Israel, akan berakhir pada Jumat pukul 0500 GMT.
Kedua belah pihak berulang kali gagal untuk menegosiasikan kesepakatan memperpanjang gencatan senjata dengan pihak Palestina menuduh Israel “menunda-nunda.”
Abu Obeida mengatakan tuntutan utama Hamas adalah membuka pelabuhan laut untuk enklave yang diblokade tersebut.
“Kami tidak akan setuju untuk menghentikan perang tanpa adanya akhir yang nyata dari agresi (Israel) dan jika mereka benar-benar mencabut pengepungan tersebut,” ujarnya.
“Jika ada kesepakatan, akan mungkin untuk memperpanjang gencatan senjata, tapi jika tidak ada, kami akan meminta delegasi untuk menarik diri dari pembicaraan itu.”
Berbicara dari Kairo, pejabat politik senior Hamas dan anggota delegasi Ezzat al-Rishq, mengatakan “Perlawanan di Gaza dan delegasi di Kairo berada dalam satu parit.” (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...