Ecosoc Tengarai Tiga Agenda Matikan Peran KPK
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Institute of Economy, Social and Cultural Right (Ecosoc) menengarai adanya tiga agenda besar untuk mematikan peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam agenda pemberantasan korupsi tingkat nasional.
"Ada tiga agenda besar mematikan KPK, pertama mengkriminalisasi para pemimpin lembaga tersebut," kata peneliti Ecosoc Sri Palupi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/2).
Agenda kedua setelah kriminalisasi, menurut dia adalah Keputusan Presiden yang dibuat untuk mengangkat pelaksana tugas pemimpin KPK. Ketiga, ujar Sri, adalah revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK yang menuju pembatasan kewenangan KPK.
"Revisi UU KPK sudah masuk dalam Proyeksi Legislasi Nasional untuk lima tahun mendatang," ujarnya.
Dia mengatakan agenda yang sebenarnya terjadi adalah upaya pelemahan KPK karena lembaga tersebut saat ini fokus pemberantasan korupsi di sektor penerimaan negara seperti sumber daya alam.
Dia juga menilai langkah Presiden Jokowi menunjuk tiga Plt pemimpin KPK hanya menenteramkan kondisi publik namun tidak menyelamatkan KPK sebagai lembaga hasil reformasi.
"Keberadaan KPK selama 12 tahun ini menunjukkan prestasi yang luar biasa karena setidaknya telah menyelamatkan uang negara senilai Rp 250 triliun," katanya.
Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy (Inded) Arif Susanto menilai penetapan dua Plt pemimpin KPK hanya membenarkan upaya kriminalisasi terhadap komisioner institusi tersebut yaitu Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.
Dia menilai penghentian upaya kriminalisasi lebih mendesak daripada penggantian komisioner yang masa jabatannya akan selesai pada Desember 2015.
"Penghentian kriminalisasi adalah bagian tidak terelakkan dari penyelesaian drama besar penghancuran lembaga-lembaga penegak hukum," ujarnya.
Arif mengatakan penghancuran lembaga-lembaga penegak hukum telah berlangsung secara sistematis dan berkelanjutan.
Dia menegaskan tanpa tindakan tegas untuk menghentikannya, upaya jahat itu akan menjadi siklus tetap dalam setiap periode kekuasaan. (Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...