Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:25 WIB | Senin, 15 Juni 2015

Ekonom BNI: Rupiah Tidak Mungkin Sampai Rp 14.000/US$

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia 1946 (BNI) Ryan Kiryanto. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia 1946 (BNI) Ryan Kiryanto menilai nilai tukar rupiah Indonesia tidak mungkin mencapai Rp 14.000 per satu dolar Amerika Serikat dikarenakan pemerintah akan melakukan intervensi langsung ke pasar.

“Nilai tukar rupiah Indonesia tidak mungkin mencapai Rp 14.000 per satu dolar AS. Hal ini dikarenakan pemerintah akan melakukan intervensi langsung ke pasar,” kata Ryan Kiryanto kepada satuharapan.com usai Focus Group Discussion "Menelisik keengganan UMKM Bankable dalam Mengakses Dana Perbankan" di IPMI Campus, Jakarta, Senin (15/6).  

“Saya tidak yakin (Rp 14.000), karena Bank Indonesia akan melakukan intervensi secara langsung ke pasar. Yang kedua, pemerintah sudah melakukan kelonggaran kebijakan terutama di fiscal, dan itu bagus,” kata dia.

“Jadi jangan lupa juga kalau rupiah kita terlalu undervalued, sebetulnya pelaku pasar akan rugi juga. Karena sebagian pelaku usaha kita kan masih bergantung kepada impor.”

Menurut Ryan, kalau harga rupiahnya terlalu murah maka akan merugikan para importir. “Dan itu secara teoritis tidak baik untuk semuanya. Maka nanti pelan-pelan rupiah juga kembali ke level Rp 13.000,” kata dia.

Kemudian, kata Ryan, dolar yang terlalu kuat pun tidak baik bagi dolar itu sendiri. “Sekarang ini yang terjadi adalah strong dolar. Itu sebetulnya memukul balik ekonomi Amerika. Dengan dolar yang kuat terhadap hampir semua mata uang di dunia itu membuat barang-barang ekspor buatan Amerika itu menjadi tidak kompetitif,” kata dia.

“Ini akan memukul balik ekonomi Amerika, yang sekarang ekonomi Amerika itu sedang tumbuh, sedang positif,” kata dia menambahkan.

“Saya yakin The Fed (Federal Reserve System/bank sentral Amerika Serika) pun mikir, kenaikan suku bunga di Amerika itu akan diundur menjadi kuartal I tahun depan. Tidak di bulan September nanti, karena kondisi dolar ini terlalu kuat. Ini tidak baik untuk mata uang di suatu Negara,” kata ekonom itu.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home