Ekonomi Lesu, Rusia Kelabakan Atur Harga Makanan
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM – Rusia kesulitan mengatur kebutuhan harga pangan seiring kelesuan ekonomi domestik.
“Kami sedang mempelajari cara pengaturan batas harga makanan, terutama dari aspek hukum," kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Arkady Dvorkovich seperti tertuang pada BusinessInsider, Rabu (4/2)
Lonjakan harga makanan membuat pemerintah mulai berpikir untuk menetapkan batas harga atas untuk beberapa produk. Wacana ini dihembuskan, karena sudah ada keluhan dari pihak konsumen selama musim dingin.
Harga berbagai produk konsumen di Rusia, menurut laporan media lokal, semakin menggila di tengah kelesuan ekonomi domestik. Arkady menjelaskan kemungkinan besar, pemerintah akan memberikan wewenang lebih luas kepada badan pengawas usaha untuk mengawal aturan ini apabila jadi berlaku.
Kini, untuk sekitar lima kilogram kacang saja, warga Rusia harus merogoh kocek 2.216,16 rubel, atau setara dengan 33,20 dolar AS. Harga itu terbilang mahal, jika dibandingkan dengan harga sebelum krisis Ukraina dan embargo barat.
Saat ini inflasi Rusia mencapai titik tertinggi yakni pada 11,4 persen, level ini merupakan yang tertinggi sejak krisis keuangan pada 2008.
Arkady memperkirakan inflasi bisa menembus 17 persen di Maret mendatang. Kombinasi antara embargo ekonomi blok barat dan tren penurunan harga minyak dunia menjadi biang penurunan kinerja ekonomi Rusia. Ditambah lag dengan jeleknya kepercayaan konsumen karena sanksi Amerika turut mencakup produk-produk pangannya.
Di saat yang sama, depresiasi mata uang rubel memaksa pemerintah Rusia mengambil kebijakan tidak populer berupa penetapan suku bunga tinggi. Performa harga minyak yang buruk telah menjatuhkan nilai mata uang Rusia sampai 40 persen sepanjang tahun 2014. (businnesinsider.com/berbagai sumber).
Editor : Eben Ezer Siadari
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...