Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 19:37 WIB | Kamis, 12 Januari 2023

Ekspor Indonesia Tahun 2022 Naik, Mencapai US$ 268 Miliar

Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas yang digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023. (Foto: BPMI Setpres/Rusman)

JAKARTA, SATUHARAPAN.C OM - Nilai perdagangan ekspor Indonesia pada tahun 2022 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan nilai ekspor yaitu USD 268 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, berbagai komoditas utama seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Batu bara bisa mengompensasi impor minyak sehingga kita di bidang energi ini positif sebesar hampir 6,8 miliar (dolar AS) secara year to date, sedangkan iron and steel, 29 miliar, dan CPO sekitar 30 miliar. “Sehingga ini menunjukkan bahwa ekspor Indonesia relatif kuat,” kata Menko Perekonomian dalam keterangannya usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekspor pada tahun ini akan tetap tumbuh positif meski lebih melambat daripada tahun lalu. Airlangga menuturkan, pemerintah memproyeksikan nilai ekspor naik di 12,8 persen dan nilai impor di 14,9 persen.

“Tahun 2022 ekspor kita tumbuh 29,4 persen, impor tumbuh 25,37 persen. Tahun depan (2023) diproyeksikan, karena kita basisnya sudah tinggi, ekspornya naik di 12,8 (persen), impornya 14,9 persen,” tambahnya.

Peningkaan Cadangan Devisa

DEalam rapat terbatas, Presiden Jokowi memberikan arahan kepada jajarannya agar pertumbuhan nilai ekspor yang positif ini juga diikuti dengan peningkatan cadangan devisa. Presiden juga meminta agar Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam dapat diperbaiki.

“Saat ini hanya sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan yang diwajibkan masuk dalam negeri. Nah ini kita akan masukkan juga beberapa sektor termasuk sektor manufaktur,” kata Airlangga.

“Kita akan melakukan revisi (PP Nomor 1 Tahun 2019), sehingga tentu kita berharap peningkatan ekspor dan juga surplus neraca perdagangan akan sejalan dengan peningkatan cadangan devisa,” lanjutnya.

Terkait negara tujuan ekspor, menurut Airlangga, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) masih menjadi negara dengan pangsa pasar yang tertinggi. Sementara itu, perdagangan antar negara anggota ASEAN (Intra-ASEAN Trade) juga masih cukup tinggi.

“Ini menjadi potensi bagi Indonesia untuk memperkuat pangsa pasar Indonesia di negara ASEAN dan berketetapan dengan Bapak Presiden memegang keketuaan ASEAN. Jadi ini menjadi prioritas yang diarahkan Bapak Presiden,” katanya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home