Ekspor ke Tiongkok dan Australia Menurun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan bahwa mulai Januari 2015 ekspor Indonesia ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) senilai USD 4,3 miliar (Rp 56 triliun) atau turun 30,6 persen.
“Penurunan ekspor ke RRT karena lemahnya permintaan sebagai akibat dari lemahnya ekonomi RRT itu sendiri. Hal ini diindikasikan oleh kinerja impor RRT dari dunia selama Januari hingga Maret 2015 yang turun sebesar 21,5 persen,” kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di Kantor Kemendag Jalan Ridwan Rais Jakarta Pusat, Senin (18/5).
“Sementara itu pertumbuhan ekonomi RRT pada kuartal pertama 2015 hanya 7 persen, lebih lemah dari pertumbuhan kuartal pertama dan keempat tahun 2014 sebesar 7,4 persen dan 7,3 persen.”
Rachmat menerangkan bahwa pelemahan ekonomi RRT berdampak pada penurunan nilai dan volume impor batu bara masing-masing 39,6 persen dan 8,4 persen. Selain itu, Indonesia juga tidak dapat memasok kebutuhan RRT yang masih meningkat seperti mesin dan buah-buahan.
Dia menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan ekonomi di RRT yaitu melemahnya pasar saham dan penurunan arus modal, melemahnya consumer confidence serta melemahnya produksi manufaktur dan jumlah penjualan kendaraan.
Tidak hanya di Tiongkok, ekspor ke Australia pun mengalami penurunan selama Januari hingga April 2015 yaitu turun 50,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi USD 721,5 juta (Rp 9 triliun).
Hampir serupa dengan Tiongkok, penurunan ekspor ke Australia diprediksi oleh pelemahan permintaan akibat pelemahan ekonomi Australia.
“Hal ini diindikasikan oleh kinerja impor Australia dari dunia selama Januari hingga Maret 2015 yang turun 11,7 persen dan pertumbuhan ekonomi Australia pada kuartal empat tahun 2014 hanya 2,5 persen. Lemah dari kuartal ketiga tahun 2014 sebesar 2,7 persen. Pelemahan ekonomi tersebut ditandai dengan penurunan impor batu bara Australia mencapai 40,1 persen,” kata dia.
Rachmat menjelaskan bahwa penyebab pelemahan ekonomi Australia dipicu oleh pelemahan di sektor pertanian, penurunan cadangan devisa dan arus modal serta penurunan consumer confident.
“Selain itu penurunan ekspor ke Australia juga disebabkan oleh peralihan negara pemasok. Impor besi baja yang biasanya diambil dari Indonesia sekarang dialihkan dari Thailand dan Jerman. Hal serupa juga terjadi pada pupuk yang biasanya memasok dari Indonesia tetapi sekarang memasok dari Malaysia.”
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...