Ekspor Pertanian Mengalami Pertumbuhan Januari-Februari 2015
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ekspor produk-produk pertanian Indonesia mengalami tren positif pada Januari – Februari 2015.
“Sektor pertanian yang naik signifikan antara lain kopi, teh, dan rempah-rempah yang naik 41,9 persen, bahan-bahan nabati naik 84,1 persen, serta pohon hidup dan bunga potong juga naik 16 persen. Sektor pertanian masih menjadi unggulan ekspor di tengah melemahnya ekspor sektor lainnya,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel kepada para pewarta di Gedung Utama Lantai 5 Kementerian Perdagangan, Jalan Muhammad Ihwan Ridwan Rais, Jakarta, Selasa (17/3).
Rachmat memberi penjelasan kepada para pewarta sebagai salah satu respons rutin bulanan Kemendag atas statistik yang dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap awal bulan.
Rachmat menjelaskan bahwa pertanian membantu neraca perdagangan Indonesia menjadi surplus.
“Ekspor sektor pertanian pada periode Januari-Februari 2015 meningkat menjadi 900 juta dolar AS,” kata Rachmat.
Di sisi lain, Mendag Rachmat Gobel juga menjelaskan kinerja impor bulan Januari-Februari 2015 mengalami penurunan.
Impor migas juga mengalami penurunan hingga 45,3%. Pada Februari 2015, total nilai impor mencapai 11,6 miliar dolar AS, menurun 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 13,8 miliar dolar AS, atau menurun 8,4% dibandingkan bulan sebelumnya.
"Secara kumulatif, total impor hingga Februari mencapai USD 24,2 miliar atau turun 15,8% YoY, terdiri atas impor migas 3,8 miliar dolar AS (turun 45,3%), dan impor nonmigas USD 20,3 miliar (turun 6,3%)," kata Rachmat
Struktur impor selama Januari-Februari 2015 masih didominasi bahan baku/penolong (76,1%) dan nilainya menunjukkan penurunan sebesar 15,9% YoY. Beberapa komoditas bahan baku/penolong yang nilai impornya turun antara lain bahan kimia organik, benda-benda dari besi baja, serta plastik.
Sama seperti catatan Kemendag, Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (16/3) mencatat, ekspor Indonesia pada Februari 2015 mengalami surplus sebesar 12,3 miliar dolar AS.
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengakui bahwa selain pertanian ada sektor lain yang menunjang ekspor di bidang pertanian yakni pasar ekspor udang ke Amerika Serikat mengalahkan negara-negara lainnya seperti India, Ekuador, Vietnam, Thailand dan Malaysia.
"Indonesia menjadi penguasa pasar ekspor udang di Amerika Serikat dengan pangsa sebanyak 23 persen, mengalahkan negara-negara lainnya," kata Rachmat.
AS merupakan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia dengan total ekspor sebesar 1,19 miliar dolar AS. Sedangkan posisi runner up dipegang negeri sakura Jepang dengan total ekspor nonmigas sebanyak 1,13 miliar dolar AS.
Rachmat menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia terdongkrak akibat ekspor nonmigas yang mengalami surplus sebesar 570 juta dolar AS. Secara volume, neraca sektor nonmigas pun ikut menyumbang surplus sebesar 27,76 juta ton.
Rachmat memerinci peningkatan ekspor di sisi nonmigas ke beberapa negara antara lain ke Taiwan (mengalami peningkatan 40 kali lipat atau sebesar 17,9 persen), Vietnam terjadi peningkatan ekspor sebesar 6,4 persen.
“Khusus untuk AS merupakan tujuan ekspor non migas terbesar dengan perubahan 4,4 persen. Pencapaian itu didukung dengan keberhasilan ekspor udang terbesar mengalahkan ekuador, vietnam, dan Malaysia,” kata Rachmat.
Editor : Eben Ezer Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...