Ekstremis Fulani Tewaskan Kristen Nigeria
KADUNA, SATUHARAPAN.COM – Sepuluh umat Kristen Nigeria menjadi korban keganasan ekstremis Fulani yang melakukan penembakan di negara bagian Kaduna.
Dalam laporan di situs resmi organisasi yang mengamati penyiksaan terhadap kebebasan beribadah, World Watch Monitor, hari Jumat (19/8), pembunuhan terjadi di wilayah Jema, di negara bagian Kaduna.
Peristiwa tersebut hampir sama dengan yang terjadi awal Agustus 2016, tatkala 11 orang meninggal dunia dalam serangan yang dilakukan kelompok ekstremis yang menyamar sebagai gembala ternak tersebut.
Menurut Kepala Christian Association of Nigeria (CAN), Augustine Akpen Leva kekerasan oleh kelompok gembala dalam beberapa tahun terakhir diklaim setidaknya menewaskan 1.269 nyawa.
“Bentuk serangan seperti ini adalah yang dikembangkan oleh Boko Haram (ekstremis Nigeria, Red),” kata Akpen Leva.
Menurut africagude.com, Fulani adalah kelompok atau suku yang mendiami Afrika bagian Barat. Kelompok ini, menurut sejarah merupakan kelompok pertama di Afrika yang memeluk Islam.
"Para penyerang membawa senjata canggih, kadang-kadang mereka bahkan menggunakan senjata kimia pada masyarakat Nigeria,” Akpen Leva menambahkan.
Akpen Leva mengatakan kelompok Fulani menyerang orang yang tidak berdaya, selain itu kelompok Fulani diyakini memiliki misi memusnahkan keberadaan pemeluk Kristen di negara tersebut.
Dari data sebuah harian Nigeria, Premium Times beberapa waktu lalu menyebutkan beberapa serangan yang dilakukan kelompok Fulani tidak hanya di negara bagian Kaduna.
Salah satu contoh terjadi pada 21 Februari 2016, di kota Agatu, kelompok Fulani diduga kuat melakukan pembantaian 500 penduduk kota tersebut, dan lebih dari 7000 jiwa tidak memiliki tempat tinggal lagi.
Bentrokan kelompok Fulani dan penduduk lokal tidak hanya berdasar motif ekonomi, namun juga ada kaitannya dengan politik.
Beberapa kelompok pembela Hak Asasi Manusia di negara tersebut mengatakan Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari tidak melakukan tindakan tegas atau perlindungan terhadap pemeluk Kristen dan Katolik di negara tersebut.
Premium Times juga merangkum data dari organisasi yang melawan kelompok Fulani di negara tersebut, Movement Against Fulani Occupation (MAFO) menunjukkan serangan kelompok Fulani mengalami peningkatan perlahan-lahan mulai dari periode 2013 sampai 2016. (worldwatchmonitor.org/premiumtimes.ng)
Editor : Eben E. Siadari
Ajax Akan Gunakan Lagi Logo Tahun 1928
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Klub sepak bola Liga Belanda, Ajax Amsterdam, kembali menggunakan logo la...