Ekstremis Islam Libya Culik 13 Warga Kristen Mesir
TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM – Kelompok orang bersenjata dan bertopeng di Libya menculik 13 warga Kristen Koptik pada hari Sabtu (3/1). Kata seorang saksi dan imam seperti dilaporkan situs berita Al Arabiya.
Sehari sebelumnya tujuh orang diculik, kata imam itu tentang gelombang baru serangan terhadap umat Kristen Mesir yang bekerja di negara Afrika Utara itu. Libya dilanda perang yang dilancarkan oleh kelompok ekstremis Islam sejak digulingkannya Presiden Moamar Khadafi.
Seorang saksi, Hanna Aziz, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa orang-orang bersenjata di kota Sirte, Libya memasuki kamar-kamar di rumah mereka pada pukul 02:30 hari Sabtu dan meminta surat-surat identifikasi untuk memisahkan pekerja Muslim dan orang-orang Kristen. Aziz mengatakan orang-orang bersenjata memborgol orang-orang Kristen dan mengusir mereka.
"Mereka 15 orang bersenjata dan bertopeng dan datang dalam empat kendaraan. Mereka memiliki daftar nama lengkap orang Kristen di gedung itu. Sementara mereka memeriksa kartu identitas, warga Muslim dibiarkan, dan yang Kristen ditangkap," kata Aziz. Dia menambahkan bahwa dia bisa selamat karena dia tidak membuka pintu.
"Aku mendengar teman-teman saya berteriak, tapi mereka dengan cepat membungkam dengan menodongkan senjata. Setelah itu, kami tidak mendengar apa-apa," kata Aziz yang mengatakan tiga saudaranya di antara orang yang diculik. "Saya masih di kamar saya menunggu mereka untuk membawa saya. Saya ingin mati dengan mereka," katanya menambahkan.
Abu Makar, seorang imam gereja Koptik di kota asal para pekerja itu,Samalaout di Mesir selatan, menegaskan terjadinya penculikan. Dia mengatakan bahwa tujuh orang Kristen Koptik lainnya dari Samalaout dibawa ketika mencoba melarikan diri dari Sirte beberapa hari sebelumnya.
Sirte menjadi tempat bagi kelompok-kelompok Islam garis keras seperti Ansar al-Shariah yang dituduh bertanggung jawab atas serangan pada September 2013 terhadap Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, dan membunuh Duta Besar AS, Chris Stevens.
Penculikan terjadi setelah pembunuhan terhadap pasangan warga Kristen Koptik yang bekerja sebagai dokter di Sirte, dan putri mereka.
Tidak ada komentar dari pemerintah Mesir mengenai kasus ini. Pada hari Rabu, Departemen Luar Negeri Mesir berjanji akan menindaklanjuti kasus pertama dengan tujuh warga Kristen yang diculik.
Pada bulan Maret, mayat tujuh warga Kristen Mesir ditemukan di timur kota Benghazi. Mereka dibunuh dengan tembakan di kepala dengan tangan diborgol.
Pada Maret 2013, puluhan orang Kristen Koptik disiksa di dalam pusat penahanan dijalankan oleh milisi Islam di Benghazi. Para pria, yang diduga para juru dakwah bersama orang-orang bersenjata, mengumpulkan orang-orang di pasar dan memeriksa pergelangan tangan kanan mereka untuk mencari tato salib, tanda umum yang dipakai oleh banyak orang Kristen Mesir.
Milisi ekstrimis Islam menargetkan orang-orang Kristen, perempuan, wartawan, pengungsi dan mereka yang dianggap mantan loyalis Muammar Qaddafi, yang digulingkan dan dibunuh pada tahun 2011 dalam perang saudara Libya.
Warga Mesir juga menjadi target utama bagi milisi itu setelah pemerintah Mesir mulai mendukung tentara Libya memerangi militan Islam.
"Kami menyaksikan pola penganiayaan terhadap orang Kristen di Mesir. Saya takut mengenai nasib para sandera," kata Magdi Malak, seorang aktivis yang berbasis di Kairo. (Al Arabiya)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...