Ekumenis Eropa Membahas Konsep Misi Baru
BAVARIA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah konsep baru tentang misi dan penginjilan dari Dewan Gereja Sedunia/World Council of Churches (WCC) baru-baru ini selama sembilan hari telah dipresentasikan dan didiskusikan oleh kalangan studi ekumenis Eropa di Josefstal, Bavaria, Jerman.
Dokumen konsep baru 23 halaman ini menawarkan arah baru dan konsep mengenai praktek misi dan penginjilan dan akan diajukan pada sidang raya WCC ke-10 di Busan, Republik Korea, dari 30 Oktober-8 November mendatang.
Sekitar 40 peserta terdiri dari perwakilan Kristen Protestan, Ortodoks, Katolik Roma dan gereja-gereja Anglikan dari seluruh Eropa berpartisipasi dalam program tahunan dan memahami konsep baru "Bersama Menuju Kehidupan: Misi dan Penginjilan dalam Mengubah Lanskap".
Selama presentasi itu, Kyriaki Avtzi, eksekutif program penginjilan WCC, mengatakan konsep baru ini mengenai perubahan pandangan dan arahan dalam menjelaskan makna "misi dalam Roh Kudus" yang mana memberi sebuah dinamika, dan dorongan kepada kita untuk ikut serta dalam misi Allah.
Salah satu dimensi ini adalah peran Roh Kudus dalam meneguhkan pemahaman kearifan lokal dan budaya, dan bagaimana konsep ini mengubah ekspresi penginjilan, keterbukaan, rasa hormat dan menerima orang lain dalam semangat kasih dan kerendahan hati.
Meneguhkan semangat misi merupakan tanda kehadiran dan peran penting dari Roh Allah "di mana pun tempatnya harus penuh keteguhan dalam semua dimensinya termasuk dalam membebaskan kaum tertindas, pemulihan dan rekonsiliasi konflik masyarakat dan dalam usaha pembaruan seluruh ciptaan."
Dalam kondisi sekarang ini yang memiliki banyak sasaran dan arahan dalam kerangka global dari misi, poin-poin utama dokumen misi itu mengasumsikan peran kenabian yang menonjol. Seperti Yesus merangkul mereka yang terpinggirkan di masanya, merupakan aspek tak terpisahkan dari gereja-gereja misi saat ini adalah komitmen untuk bekerja bagi keadilan dan inklusivitas, dan ke arah perdamaian dan rekonsiliasi.
Dalam diskusi setelah presentasi, banyak anggota kelompok menyatakan kesepakatannya dengan isi dokumen. Norbert Stapfer, seorang pendeta Lutheran di Bavaria, mengatakan luar biasa bahwa para teolog dan sarjana dengan latar belakang yang berbeda doktrin berhasil bekerja sama pada topik misi yang telah menjadi subyek perdebatan sengit.
Avtzi menekankan prinsip, bahwa tujuan utama dari dokumen misi adalah untuk menginspirasi dan memulai pendekatan baru untuk praktek misi dan penginjilan kalangan gerejawi, kelembagaan dan pendidikan.
Pada akhirnya, sebuah Panduan Praktis tentang Peneguhan Baru telah disusun dan akan diterbitkan pada saat sidang raya WCC di Busan, dengan tujuan memfasilitasi refleksi lebih lanjut dan kembali membentuk misi dan praktek penginjilan.
Editor : Yan Chrisna
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...