Grha Oikoumene Mulai Dibangun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah tertunda agak lama sejak peletakan batu pertama tahun lalu, akhirnya hari ini (14/06) proses pembangunan Grha Oikoumene yang akan jadi kantor PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) di jalan Salemba Raya 10, Jakarta, resmi dimulai. Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe, sebagai Ketua Umum PGI, didampingi mitra-mitra PGI yang hadir menekan tombol yang memulai pemancangan tiang beton pertama.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI itu melontarkan pikiran menarik tentang makna Grha Oikoumene. "Orang sering salah menulis kata Sanskrit Grha sebagai Graha," kata Pdt. Yewangoe. "Kita harus berhati-hati. Sebab makna lain dari Graha adalah buaya. Bisa-bisa gerakan ekumene nantinya dilahap oleh gedung tinggi yang akan dibangun."
Itu sebabnya, berulang kali Pdt. Yewangoe menekankan bahwa Grha Oikoumene dirancang sebagai bangunan bersama. "Maknanya lebih dari sekadar bangunan fisik," tegasnya. "Bangunan ini milik kita bersama sebagai gereja-gereja."
Ibadah syukur yang mengawali proses pemancangan tiang pertama itu sendiri berjalan menarik. Tidak ada khotbah seperti biasa, melainkan tari dan narasi yang dibawakan oleh Pdt. Santy Manurung dari GKI Tangerang. Lewat narasinya, Santy mengajak para tamu untuk merenungkan makna rumah yang lebih dari sekadar bangunan. "Tanah, batu, air dan para pekerja, bahkan alam ini semua, juga rumah bersama," katanya. "Maukah Anda ikut serta membangunnya?"
Dari banyak mitra, tampak hadir Edwin Suryajaya, Ketua Pembangunan Grha Oikoumene, maupun Slamet Effendi Yusuf mewakili PBNU dan MUI. Juga hadir perwakilan dari MPK (Majelis Pendidikan Kristen), KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), Yayasan Oikoumene, dll.
Pdt. Gomar Gultom menolak jika disebut pembangunan Grha Oikoumene, yang rencananya akan terdiri dari tiga tingkat dengan ruang terbuka di atas itu, terlambat dari rencana. "Memang mundur, karena ada banyak hal yang masih harus diselesaikan sebelum hari ini kita mulai membangun," katanya. Salah satu persoalan adalah jumlah dana yang diperkirakan mencapai 30 milyar rupiah.
Satu hal yang sangat disayangkan, sisa-sisa bangunan lama PGI tidak ada lagi. Padahal bangunan yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka itu merupakan salah satu penanda sejarah jalan Salemba Raya.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...